Renungan

TERCIPTANYA WAKTU

387views

Bacaan : Kejadian 1 : 14 – 15

Berfirmanlah Allah: “Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi.” Dan jadilah demikian. (Kejadian 1 : 14 – 15)

Aristoteles seorang filsuf besar pernah berkata, “ Masa sekarang berada di antara masa lampau dan yang akan datang. Berapakah panjangnya masa sekarang? Saya tidak tahu”. Begitupun Agustinus seorang filsuf dan teolog Kristen mengatakan, “ Jika Anda tidak bertanya, saya menganggap saya sudah tahu apa waktu itu, tetapi jika Anda menanyakan apa itu waktu, saya harus jujur mengatakan bahwa saya tidak tahu “. Memang esensi waktu sulit didefinisikan secara ilmiah karena sifatnya yang abstrak tidak bisa dilihat atau dipegang namun manusia terikat dan diatur di dalam keberadaannya. Paradoks waktu dalam esensinya menjadi begitu misteri sehingga begitu banyak orang yang mencoba memahami dan menemukan berbagai cara untuk mengatur waktu.

Beberapa pemikiran seperti “mesin waktu” dengan “time traveler”nya menjadi tema film yang menarik. Albert Einstein dengan teori relativitasnya melihat waktu dengan kecepatan dan lengkungannya sehingga waktu bersifat relative. Bahkan Stephen Hawking seorang jenius dan anti keberadaan Tuhan bersikap positif dengan peluang “traveling”” kembali ke masa lalu J J J Namun kenyataan yang tidak bisa dipungkiri adalah keberadaan waktu yang begitu ekstrim, tidak bisa diatur oleh siapapun, berjalan dengan konstant tanpa jeda atau kesalahan untuk kembali ke putaran sebelumnya

Alkitab sebagai sumber segala hikmat dan pengetahuan menjelaskan bagaimana waktu tercipta dan esensi dari waktu itu sendiri seperti apa. Dengan demikian segala pertanyaan mengenai waktu seharusnya bertitik tolak dari apa kata Tuhan melalui firmanNya. Kejadian 1:14 menjelaskan bahwa Allah menjadikan benda-benda penerang pada cakrawala untuk 3 hal yakni:
1) Memisahkan siang dari malam.
2) Menjadi tanda untuk musim (ibrani: mo-ade’), hari dan tahun.
3) Untuk menerangi bumi. Di saat kedua penerang yang kita kenal sekarang sebagai matahari dan bulan diciptakan, demikianlah waktu juga tercipta.

Kita bersyukur melalui kemajuan ilmu pengetahuan kita dapat mengetahui bagaimana pergerakan bumi, matahari dan bulan yang menghasilkan perjalanan waktu. Konsistensi perputaran bumi pada porosnya mengelilingi matahari, adanya gravitasi, dan bulan membuat kita mengalami waktu dan musim sehingga manusia bisa merasakan gelap dan terang, melewati pagi dan malam, mengalami berbagai musim dan cuaca, mendapatkan energi serta berbagai manfaat lainnya. Namun anehnya perputaran yang konsistensi dari titik awal kembali ke titik awal berulang-ulang namun tidak bisa membawa kembali ke putaran awal dengan situasi yang sama  dengan sebelumnya. Dengan demikian perjalanan perputaran membawa setiap makluk hidup di dalam kenyataan berkurang dan menua. Hal inilah yang menjadikan waktu begitu ekstrim sehingga semua ciptaan Tuhan dikurung, tergiring di dalam kesementaraan.

Pertanyaannya adalah mengapa Tuhan mengurung semua ciptaanNya di dalam kesementaraan melalui ekstrimnya waktu?
Pertama, Tuhan menaruh segala ciptaanNya yang ada di alam semesta di dalam kesementaraan supaya manusia dapat memahami perbedaan antara yang kekal dan yang sementara.
Kedua, melalui fakta ini Tuhan menghendaki kerendahan hati manusia untuk menghargai, menghormati, mengakui kebesaran pencipta yang kekal dan taat hanya kepadaNya saja. Dan yang terakhir, Allah menghendaki agar manusia menghargai waktu yang terbatas dengan hidup di dalam kebijaksanaan.

Musa berdoa agar Tuhan memberikan hati yang bijaksana dengan menghitung hari-hari  yang tersedia (Mazmur 90:12). Paulus menasehati gereja Tuhan agar menggunakan waktu (Kairos) yang ada karena hari-hari ini adalah jahat dan agar jemaat menjalani hidup dengan penuh hikmat.

Inspirasi : Bagaimana Anda memaknai keterbatasan waktu yang sedemikian ekstrem ini? Demikianlah kita sekalian orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus untuk memahami esensi waktu dan menjalaninya seturut hikmat Tuhan dan kehendak Tuhan. (ZK)

Jika saudara diberkati dengan Renungan di atas, silahkan klik pilihan di bawah ini :

Atau tuliskan komentar saudara melalui kolom berikut :

Facebook Comments