Bacaan : Amsal 19 : 22 – 23
“Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya; lebih baik orang miskin dari pada seorang pembohong. Takut akan Allah mendatangkan hidup, maka orang bermalam dengan puas, tanpa ditimpa malapetaka.” (Amsal 19:22-23)
Beberapa waktu yang lalu, saya diberi kesempatan oleh Tuhan melayani bersama ketua BKSG kab Bogor, Pdt. Prof.DR.Kharel Silitonga di satu daerah di Parung, tepatnya di Gunung Sindur. Beliau sedang menulis sebuah buku, judulnya “Penghuni neraka”. Saya tanya, apa latar belakang bapak menulis judul tersebut. Beliau menjawab bahwa sekarang ini banyak orang percaya mengalami dekadensi moral dan iman. Banyak orang percaya yang jatuh dalam roh materialisme. Pelayanan dipakai menjadi sarana menumpuk keuntungan pribadi.
Penulis kitab Amsal memberikan nasehat kepada kita bahwa ada hal di dalam kehidupan kita yang Allah inginkan untuk kita tumbuh kembangkan agar dapat menjadi kekuatan kita sebagai anak-anak-Nya.
Apa sajakah yang harus kita tumbuh kembangkan dalam diri kita ? Amsal 19:22-23 memberikan tiga hal penting yang mesti kita tumbuhkembangkan :
1). Kesetiaan.
Hari-hari ini sulit kita mencari orang yang benar-benar setia. Dunia ini yang penuh dengan keangkuhan dan keserakahan. Keduanya terlalu kuat menjerat kehidupan manusia. Banyak orang percaya yang kandas imannya akibat angkuh dan serakah ini. Orang melakukan apa saja untuk mendapatkan apa yang diinginkannya tanpa peduli lagi apakah hal tersebut dosa atau bukan dosa. Di negeri kita korupsi merajalela bahkan sekarang di lembaga-lembaga keagamaanpun ia singgah disana. Banyak orang tidak ingat lagi pada janji dan sumpah setianya. Setiap tahun angka perceraian dan perselingkuhan meningkat. Banyak keluarga hancur berantakan karena tidak menjaga kesetiaan. Tuhan menginginkan sifat kesetiaan itu melekat pada kita. Orang yang setia tidak akan menyimpang ke kanan atau ke kiri. Ia akan menjaga hatinya. Firman Tuhan berkata dlm mazmur 18:26a, “terhadap orang yang setia Engkau berlaku setia,” jadi Allah akan menunjukkan kesetiaanNya kepada kita kalau kita setia juga kepada-Nya.
2). Kejujuran.
Amsal katakan lebih baik miskin dari pada tidak jujur (pembohong). Rupanya ketidakjujuran adalah hal yang sangat penting untuk kita perhatikan. Ketidakjujuran mengakibatkan kita kehilangan penghormatan dari orang lain. Orang yang tidak jujur sulit sekali mendapatkan kepercayaan dari orang lain. Bahkan ketidakjujuran mendatangkan masalah besar dalam kehidupan kita. Saudara tentu ingat kisah mengenai Ananias dan Safira (Kisah Para Rasul 5), sepasang suami istri ini tidak jujur kepada Petrus mengenai harga penjualan tanah mereka sehingga mereka di hukum mati oleh Tuhan. Kisah ini tidak bermaksud untuk menakut-nakuti kita, kisah ini membawa pesan yang sangat jelas bagi kita bahwa Tuhan sangat benci dengan kebohongan. Oleh karena itu jadikanlah kita pribadi yang jujur di hadapan Tuhan dan sesama. Bagi orang yang berlaku jujur, firman Tuhan katakan, “Tuhan akan menyediakan pertolongan baginya.” (Amsal 2:7). Artinya Tuhan tidak akan pernah tinggalkan dan biarkan saudara bergumul sendirian. Dia akan menjadi penolong saudara. Dan percayalah pertolongan Tuhan itu ya dan amin. Dia menolong tepat pada waktunya.
3). Takut akan Allah.
Istilah “takut akan Allah” bukan berarti kita melihat Allah sebagai sosok yang menakutkan dan menyeramkan. Yang dimaksudkan dengan istilah di atas ialah kita memandang Allah sebagai sosok atau pribadi yang selayaknya kita hormati, kagumi, dan hargai. Sikap hormat dan kagum kita haruslah didasarkan karena kasih-Nya yang lebih dulu kepada kita. Ia yang telah memilih, memanggil, dan menetapkan kita menjadi anak-Nya. Ia yang telah menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita. Karena itu Ia wajib mendapatkan rasa kagum kita. Sikap hormat dan kagum kita seharusnya juga mengandung makna bahwa kita aman dalam naungan perlindungannya. Orang yang takut akan Allah dijaga dan dilindungi oleh-Nya.
Inspirasi : kesetiaan, kejujuran, dan takut akan Allah haruslah menjadi bagian kita dalam mengarungi kehidupan ini. Kiranya kita semua diberi kekuatan oleh Roh Kudus untuk menjadi pelaku Firman-Nya. (Iyan Satar).
Jika saudara diberkati dengan Renungan di atas, silahkan klik pilihan di bawah ini :
Atau tuliskan komentar saudara melalui kolom berikut :