Renungan

PRIBADI PEMBERI VS PENUNTUT

101views

Bacaan : Yohanes 10 : 10 – 12

“Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya.” (Yohanes 10:11)

Di kota-kota besar, proses membuat anak menjadi pemberontak terkesan sangat “mudah” dan halus. Psikolog Walners menyebutnya sebagai Killing softly (pembunuhan perlahan-lahan) terhadap tabiat baik anak. Seorang anak yang berasal dari keluarga kaya cenderung dimanjakan oleh orangtuanya dengan berbagai fasilitas, mulai dari mainan game sampai mobil balap dan bahkan senjata api.

Hari-hari ini kita menyaksikan memburuknya situasi didalam keluarga. Tempat yang seharusnya penuh dengan kasih sayang dan saling memberi perhatian satu dengan yang lain, berubah dengan banyaknya tuntutan sesama anggota di dalam keluarga. The New York Times pernah melaporkan bahwa kekerasan dalam rumah tangga adalah penyebab utama cedera dan kematian wanita-wanita Amerika.

Saudara, Allah memanggil dan memilih kita bukan untuk menuntut melainkan memberi. Dia memberi diri-Nya sendiri dengan keikhlasan agar kita semua mendapat kehidupan yang sejati. Allah mau berkorban untuk masa depan kita. Alkitab berkata : “Akulah gembala yang baik. gembala yang baik memberikan nyawanya untuk domba-dombanya.” (Yohanes 10:11). Bagian firman Tuhan ini menerangkan bahwa Tuhan Yesus yang kita percayai adalah pribadi yang mau berkorban untuk kita. Pengorbanan-Nya yang terbesar telah ditunjukkan melalui kematiannya di atas salib.

Melalui pelajaran firman Tuhan ini kita sebagai anak-anak Tuhan; apapun jabatan, pekerjaan, status, dan pelayanan kita mari kita meneladani sikap yang ditunjukkan Yesus yakni memberi dengan kasih. Memberi tanpa melihat siapa dan apa status seseorang yang menjadi objek kasih kita.

Inspirasi : Hidup tidak selamanya harus menuntut. Kini saatnya hidup ini kita isi dengan memberi yang terbaik bagi Tuhan dan sesama. (Iyan Satar)

Jika saudara diberkati dengan Renungan di atas, silahkan klik pilihan di bawah ini :

Atau tuliskan komentar saudara melalui kolom berikut :

Facebook Comments