Renungan

DARI YANG TIDAK ADA MENJADI ADA

108views

Bacaan : Kejadian 1 : 1

Pada mulanya Allah menjadikan langit dan bumi (Kejadian 1:1)

Salah satu pertanyaan fisika yang sulit dijawab adalah tentang asal mula semesta: bagaimana segala sesuatu yang ada di semesta ini menjadi ada? Pada tahun 1927 seorang biarawan Katolik Roma Belgia – Georges Lemaitre, yang juga adalah seorang astronom dan profesor di Universitas Katolik Leuven mengusulkan teori perluasan jagad raya dengan “hipotesis atom purba” nya yang kemudian dikembangkan menjadi teori ledakan dahsyat ( Big Bang Theory) sebagai asal usul alam semesta. Teori ini sebenarnya lebih merupakan spekulasi yang mengajukan hipotesis dimana dalam jangka waktu yang sangat lama alam semesta mengembang dari kondisi singularitas yang sangat padat, panas, kecil, mendingin, menghasilkan inti atom, mengembang menarik materi awal, berevolusi dan terus mengembang mencapai kesempurnaan sampai sekarang ini. Beberapa kelompok scientist menerima, memperbaiki, dan meneruskan namun masih banyak yang menolak  karena begitu banyak mata rantai yang terputus untuk membuktikan kebenaran teori ini, terutama kelompok religius tentu saja harus menolak mentah-mentah ide yang mendukung secara tidak langsung ketidakberadaan Allah sebagai subjek awal segala sesuatu.

Ketika ilmuwan berpikir tentang asal mula sesuatu, sebenarnya ribuan tahun sebelumnya Alkitab sudah memberikan jawaban yang pasti tentang asal usul segala sesuatu. Kurang lebih 1500 tahun sebelum Masehi, Musa membuka tulisannya di kitab Kejadian dengan kalimat, “Pada mulanya אֱלֹהִ֑ים (Elohim) menciptakan langit dan bumi”. Frase “pada mulanya” menjelaskan keterangan waktu sebagai permulaan segala sesuatu tentang keberadaan langit (הַשָּׁמַ֖יִם – Shamayim) dan bumi (אֶרֶץ – Ereth). Frase pada mulanya juga memiliki makna dari kekal sehingga menjelaskan bahwa ketika Allah memulai menciptakan segala sesuatu tidak ada batasan sebagai permulaan waktu sampai dengan ketika disebutkan hari pertama di dalam penciptaan yang menjadi starting point dimulainya waktu (Renungan III: Waktu Diciptakan).  Kata “menciptakan” dalam bahasa Aram ( בָּרָ֣א – Bara) merupakan kata kerja. Bara artinya menjadikan dari yang tidak ada menjadi ada. Bara dalam konteks ini dikerjakan oleh Allah (Elohim) sebagai subjek dalam penciptaan yang menciptakan segala sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada.

Tulisan Musa ini dengan sendirinya membantah teori Big Bang sekaligus memberikan jawaban yang pasti tentang permulaan segala sesuatu. Jika para scienst melihat keajaiban alam itu sendiri sebagai subjek maka Alkitab memberikan jawaban yang jelas bahwa subjek dari pencipta segala sesuatu adalah seusatu yang hidup. Alam semesta seperti saat ini dengan segala kerumitannya tidak mungkin terjadi dengan sendirinya tanpa ada campur tangan dari sesuatu yang berkuasa untuk menjadikannya dan mengaturnya dalam suatu sistem dengan keseimbangan dan keberlanjutan. Seorang ahli fisika menjelaskan bahwa ketiadaan sampai kapanpun tetaplah tiada. Artinya tidak mungkin sesuatu menjadi ada dari ketiadaan. Sesuatu menjadi ada dari ketiadaan karena ada sesuatu yang membuatnya menjadi ada.

Firman Tuhan memberikan jawaban yang pasti dan sangat jelas mengenai keberadaan alam semesta. Pencipta yang menyebutkan diriNya sendiri adalah Allah (Elohim) sebagai subjek yang  menciptakan segala sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada. Bukan hanya sekedar menjadikan, bahkan Ia mengatur apa yang telah Ia jadikan di dalam keseimbangan dan pemeliharaan untuk keberlangsungan dengan segala kerumitan yang tidak mungkin bisa dikerjakan oleh manusia atau terjadi dengan sendirinya secara kebetulan.  Dengan demikian Allah sendiri bermaksud memulai firmanNya dengan memperkenalkan diriNya sendiri kepada umat manusia sehinga manusia memiliki kesadaran tentang keberadaan pencipta segala sesuatu yang awal dari segala sesuatu yang akan menghakiri segala sesuatu, dan tentu saja pada akhirnya memuliakan, menyembah dan memuji Dia yang adalah diatas segala-galanya dan sumber dari segala-galanya.

Inspirasi : coba lihat diri Anda sendiri dan renungkan sistem yang bekerja di dalam tubuh Anda. Ajukan satu pertanyaan sederhana, apakah mungkin segala sesuatu yang bekerja di dalam diri anda terjadi dengan sendirinya? (ZK)

Jika saudara diberkati dengan Renungan di atas, silahkan klik pilihan di bawah ini :

Atau tuliskan komentar saudara melalui kolom berikut :

Facebook Comments