Bacaan : Ezra 3 : 1 – 13
Secara berbalas-balasan mereka menyanyikan bagi TUHAN nyanyian pujian dan syukur: “Sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya kepada Israel!” Dan seluruh umat bersorak-sorai dengan nyaring sambil memuji-muji TUHAN, oleh karena dasar rumah TUHAN telah diletakkan. (Ezra 3 : 11)
Bagi orang Israel, mendirikan mezbah korban bakaran adalah inti dari ibadah mereka (lih. Kejadian 12:7). Bulan ketujuh sangat penting pada kalender suci Yahudi karena di dalamnya orang-orang Yahudi merayakan tiga tahunan festival mereka. Ini adalah Pesta Terompet pada 1 Tishri, Hari Penebusan pada 10 Tishri, dan Hari Raya Pondok Daun (Tabernakel) pada 15-22 Tishri (lih. Imamat 23:24-25; 27:27-32, 34- 44).
Tishri adalah bulan pertama dari kalender sipil Yahudi, dan Hari Raya Terompet adalah semacam perayaan Tahun Baru. Pada hari inilah orang-orang buangan yang kembali mulai mempersembahkan korban di atas mezbah mereka lagi (ay. 6). Bahkan dalam mempersembahkan korban bakaran kepada Tuhan sebelum fondasi bait suci didirikan, orang-orang Yahudi menunjukkan keinginan mereka yang sungguh-sungguh untuk menjadi korban yang hidup bagiNya. Itulah yang dilambangkan oleh korban-korban itu (Im. 1; lih. Rom. 12:1).
(Dr. Thomas Constable, Notes on Ezra) Dari hal tersebut di atas, dapat kita katakan bahwa setelah bangsa Israel dibawa kembali oleh Tuhan ke negerinya, mereka mulai mengutamakan Tuhan lagi dan menunjukkan kesungguhan hati mereka kepada Tuhan. Mereka benar-benar menyadari bahwa oleh karena ketidaktaatan merekalah maka Tuhan membuang mereka ke Babilonia, dan sekarang oleh karena kemurahan Tuhan mereka dikembalikan lagi ke Yerusalem.
Kemudian pada tahun yang kedua setelah kembali dari pembuangan, mereka memulai pembangunan rumah Tuhan. Mereka mengekspresikan rasa sukacita mereka – karena dasar untuk pembangunan rumah Tuhan sudah diletakkan – dengan bersorak dengan nyaring sambil memuji -muji Tuhan. Kita tidak dapat membayangkan betapa ramainya keadaan pada waktu itu; ada 42.360 orang yang bernyanyi! (Ezra 2:64).
Di Gedung gereja yang isinya 1.000 orang saja ketika bernyanyi sudah cukup keras suaranya, apalagi dengan orang sebanyak itu. Secara berbalas-balasan mereka menyanyikan bagi TUHAN nyanyian pujian dan syukur: “Sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya kepada Israel!” Bahkan tidak hanya bernyanyi saja, namun banyak di antara para imam dan orang-orang Lewi mengekspresikannya dengan menangis oleh karena mereka pernah melihat rumah yang dahulu hancur, tapi sekarang akan dibangun kembali.
Inspirasi: Ketika kita sungguh-sungguh mau datang kepada Tuhan dengan hati yang murni. Juga mempersembahkan hidup kita seutuhnya kepada-Nya, maka dari mulut kita akan keluar nyanyian puji-pujian yang tulus untuk mengagungkan dan memuliakan nama-Nya. Amin. (Denny Kawenas)
Jika saudara diberkati dengan Renungan di atas, silahkan klik pilihan di bawah ini :
Atau tuliskan komentar saudara melalui kolom berikut :