DI BALIK PERINTAH SEDERHANA
“Juga sisa-sisa buah anggurmu janganlah kaupetik untuk kedua kalinya dan buah yang berjatuhan di kebun anggurmu janganlah kaupungut, tetapi semuanya itu harus kautinggalkan bagi orang miskin dan bagi orang asing; Akulah TUHAN, Allahmu.” ( Imamat 19:10)
Ketika akan merenungkan karakter atau sifat Allah, saya cenderung membuka kitab Mazmur. Mungkin Anda juga begitu! Kebaikan, kemurahan, belas kasihan, kesabaran dan sifat-sifat Allah yang luar biasa terbentang nyata di kitab puisi terkenal itu. Kecenderungan itu membuat saya merasa tersentak ketika menemukan sifat-sifat Allah yang juga terungkap di kitab lain yang mungkin jarang kita baca. Salah satunya, di kitab Imamat.
Membaca perintah-perintah Allah yang begitu detail untuk bangsa Israel di halaman-halaman Imamat, kita mungkin merasa “jemu” sehingga melewatkan kebenaran yang indah darinya. Pernahkah kita berpikir, di balik setiap perintah, ada karakter dari Pemberi perintah yang perlu kita renungkan dan pelajari dengan sungguh-sungguh? Dan, ada juga karakter yang harus kita kembangkan di dalam diri kita sendiri.
Tentang Allah. Ketika Allah memerintahkan bangsa Israel untuk meninggalkan sisa-sisa hasil kebun mereka bagi orang miskin dan orang asing, perintah itu mengungkapkan hati-Nya yang penuh rahmat dan belas kasihan. Ia memelihara segenap ciptaan-Nya dengan baik. Ia peduli pada kebutuhan ciptaan-Nya. Pemeliharaan-Nya menggunakan cara-cara yang “luar biasa” maupun yang kelihatan “biasa” saja, seperti sisa-sisa hasil kebun yang dipakai Allah untuk memelihara orang miskin dan orang asing.
Tentang kita. Dalam hikmat-Nya yang sempurna, Ia menggunakan umatNya untuk terlibat dalam karya pemeliharaan-Nya. Allah telah memelihara bangsa Israel dengan begitu baik selama perjalanan panjang sejarah mereka. Umat dari Allah yang baik dan penuh rahmat itu semestinya juga menjalani hidup yang mencerminkan kebaikan Allah yang mengalir melalui diri mereka kepada orang lain. Inilah yang harus kita kembangkan dalam diri kita! Tidak harus dalam skala besar, karena bahkan tindakan sederhana seperti dalam konteks bangsa Israel berupa meninggalkan sisa-sisa hasil kebun kepada orang yang membutuhkan, itu bisa merupakan wujud pengenalan, ucapan syukur dan ketaatan kepada Allah.
Inspirasi: Allah tahu bagaimana cara memelihara kita dan cara memakai kita dalam karya pemeliharaan-Nya bagi sesama. Apakah kita peka terhadap cara-Nya hari ini? (RN)
Jika saudara diberkati dengan Renungan di atas, silahkan klik pilihan di bawah ini :
Atau tuliskan komentar saudara melalui kolom berikut :