Bacaan : Nehemia 1: 1-4
“Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit,” (Nehemia 1 : 4)
Nehemia adalah juru minum raja. Tugasnya mencicipi anggur yang akan diminum raja, untuk memastikan itu tidak beracun. Sebagai juru minuman, Nehemia memiliki akses ke berbagai bidang dan tempat tinggal di istana.
Ketika salah satu saudaranya kembali dari perjalanan ke Yerusalem, Nehemia “menanyakan mereka tentang orang Yahudi yang selamat dari pengasingan, dan juga tentang Yerusalem.” Nehemia sangat prihatin tentang apa yang terjadi di Yerusalem. Bisa saja dia tidak peduli, tapi dia lebih memilih untuk mencari mereka.
Adalah sangat mudah bagi kita untuk tetap tidak terlibat dan masa bodoh. Mungkin sebagian dari kita tidak ingin memikirkan hal-hal yang terjadi di sekitar kita, apalagi meluangkan waktu untuk menyelidiki apa yang terjadi dalam kehidupan orang lain. Meskipun Nehemia belum pernah ke Yerusalem, ia mendengar cerita tentang hal itu, dan tahu bahwa nenek moyangnya telah dibawa pergi ketika Babel menghancurkannya. Dia melakukan apa yang Yeremia instruksikan pada orang-orang buangan: “. … Ingatlah dari jauh kepada TUHAN dan biarlah Yerusalem timbul lagi dalam hatimu” (Yeremia 51:50).
Saat ia berpikir tentang Yerusalem, ia mendengarkan laporan dalam ayat 3 bahwa korban berada dalam kesulitan besar dan tercela, bahwa tembok Yerusalem itu terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar. Saat ia mencoba membayangkan rasa malu di kota Daud, ia nyaris tidak bisa berdiri. Ungkapan, “kesukaran besar” berarti bahwa bangsanya telah “tercela dan jatuh berkeping-keping.”
Ketika ia mendengar laporan ini, ia berkabung dan mulai menangis dalam ayat 4. Makna di balik kata ini adalah bahwa ia “meratapi dan menyesali,” seperti Yesus ketika IA menangisi ketika melihat hati mereka yang keras di Yerusalem (Lukas 19:41). Dia juga berpuasa. Dalam Perjanjian Lama, puasa hanya diperlukan sekali setahun, tapi di sini kita melihat Nehemia menahan diri dari makanan selama beberapa hari. Bahkan, kita tahu dari membandingkan tanggal yang berbeda dalam kitab ini bahwa ia menangis, berpuasa, dan berdoa selama empat bulan! Ini semua adalah tanda-tanda kerendahan hati dan menunjukkan kepedulian mendalam untuk suatu masalah.
Inspirasi: Doa dan puasa adalah bukti bahwa kita bergantung sepenuhnya kepada Allah yang berdaulat mengatasi segala situasi dalam kehidupan ini. (MoI)
Jika saudara diberkati dengan Renungan di atas, silahkan klik pilihan di bawah ini :
Atau tuliskan komentar saudara melalui kolom berikut :