Renungan

AIR LAUT DI LEKUK TANGANNYA

121views

AIR LAUT DI LEKUK TANGANNYA

Bacaan : Yesaya 40:12-17

“Siapa yang menakar air laut dengan lekuk tangannya dan mengukur langit dengan jengkal, menyukat debu tanah dengan takaran, menimbang gunung-gunung dengan dacing, atau bukit-bukit dengan neraca? “

(Yesaya 40 : 12)

Banyak sekali semut yang mengerumuni sisa makanan di piring kotor. Saya membawanya ke dapur untuk saya cuci. Saat mencucinya, saya memperhatikan semut-semut yang kepayahan berjuang melawan aliran air dari kran yang mengucur ke piring. Saya jadi membayangkan, aliran air kran yang kecil di mata saya itu adalah banjir besar bagi mereka.

Bukankah demikian halnya dengan kita dan Allah? Hal-hal di dunia ini yang terlihat sangat besar di mata kita, sungguh kecil di pandangan Allah, karena kebesaran-Nya yang jauh melampaui  hal-hal yang kita pandang besar tersebut. Yesaya menggambarkannya dengan dramatis di perikop yang kita baca hari ini. Beberapa tahun lalu, ketika saya dalam berada di sebuah kapal di tengah laut, hati saya bergetar takjub bercampur ngeri melihat kedahsyatan air laut. Namun apa yang menakjubkan dan mengerikan di mata saya itu ternyata ditakar Allah hanya dengan lekuk tanganNya.

Apakah kebenaran fakta tentang kebesaran Allah itu memberi dampak dalam kehidupan kita? A.W. Pink mengungkapkan: Berbahagialah jiwa yang takjub terhadap penglihatan akan kebesaran Allah. Semakin kita menyadari dan takjub akan kebesaran Allah, semakin besar dampaknya dalam hidup kita. Kita menjadi semakin kagum dan hormat akan Dia. Kita juga akan bisa menjalani hidup kita dengan perspektif yang benar. Kita memang makhluk kecil di tengah alam semesta yang besar dan menakjubkan ini. Namun, Pencipta yang melampaui alam semesta ini adalah Bapa yang menyertai kita. Dalam kebesaran-Nya, sebesar apapun hal-hal yang kita hadapi di dunia ini, tidak pernah menjadi hal yang besar apalagi mustahil bagi-Nya.

Inspirasi: Berjalan bersama Allah yang menakar air laut dengan lekuk tangan-Nya, apa yang perlu kita takutkan di dunia ini? (RN)

Jika saudara diberkati dengan Renungan di atas, silahkan klik pilihan di bawah ini :

Atau tuliskan komentar saudara melalui kolom berikut :

Facebook Comments

Leave a Response