Renungan

ANAK TUHAN DAN PRIORITASNYA

228views

Bacaan: Mazmur 73 : 21-28

“Siapa gerangan yang ada padaku di Sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.”(Mazmur 73 : 25).

Setiap orang yang hidup pasti pernah mengalami naik turunnya gelombang  kehidupan. Ada sukacita/keberhasilan tapi juga pergumulan/ tantangan, baik dalam keluarga, pekerjaan. Kitab Mazmur, sangat kaya dengan ungkapan perasaan pemazmur: apakah pujian, kesedihan, kemarahan, kerinduan, rasa tertekan, tetapi juga doa.

Mazmur yang kita baca merupakan ungkapan dari Asaf yang sedang marah, iri hati, cemburu ketika mengamati apa yang dialami orang fasik, karena mereka mujur,sehat, gemuk,tidak mengalami kesusahan, mereka sombong, melakukan yang jahat, memeras, mereka terus bertambah kaya dan sepertinya senang terus (73 : 3-12).

Ketika Asaf melihat dirinya yang berusaha mempertahankan hati yang bersih dan tulus (ayat 13) tetapi hidupnya ‘seperti kena tulah’(menderita) (ayat 14), ia merasa sangat kecewa. Karena itu ia berkata: hatiku merasa pahit dan pinggangku menusuk-nusuk rasanya (ayat 21). Kadang kala kita tidak mengerti mengapa kita mengalami hal-hal yang sulit, kita ingin Tuhan memberikan penjelasan.  Mengapa hal itu terjadi pada saya?

Asaf merasa ‘dungu dan tidak mengerti’ (ayat 22). Semua terasa gelap. Ketika kita memiliki banyak hal, kita cenderung mengandalkan apa yang kita miliki: kekuasaan/jabatan/harta, orang yang kita anggap ‘hebat’. Padahal dalam sekejap hal itu dapat hilang.

Ketika kita terlalu mengandalkan suami/istri, orang tua atau anak yang kita anggap hebat  ternyata mereka  penuh kelemahan juga.  Dalam sekejap mereka  dapat berubah. Tanpa sadar, hal-hal diatas menjadi ‘idola’ atau berhala yang mengambil  tempat Tuhan. Dan ketika Allah mengambilnya, kita seperti kehilangan pegangan.

Allah ingin Dialah yang  menjadi prioritas utama dalam hidup kita. Allah ingin kita dekat dengan-Nya, supaya Ia dapat memegang  tangan kita dan menuntun serta menggendong kita (ayat 23, 24). Untuk itu kita harus melepaskan pegangan kita dari hal yang lain. Apakah kita berani berkata seperti Asaf: “Siapa gerangan yang ada padaku di Sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.”(ayat 25).

Inspirasi: Allah ingin IA menjadi Pribadi yang Terutama: yang  diingini , dikasihi, dirindukan, dibutuhkan lebih dari yang lain. DIA tidak ingin ada yang lain dalam hidup kita yang melebihi-Nya. (R)

Jika saudara diberkati dengan Renungan di atas, silahkan klik pilihan di bawah ini :

Atau tuliskan komentar saudara melalui kolom berikut :

Facebook Comments

Leave a Response