Renungan

BAGAIMANA BISA SETIA ?

73views

Bacaan : Wahyu 2 : 8 – 11

Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.
(Wahyu 2 : 10)

Suatu hari saya bertemu dengan seorang bernama Setia. Saya berkata kepadanya, “Wah bernama Setia itu luar biasa indahnya, tetapi tantangannya sangat besar.” Ia berkata, “Benar pak memang tidak mudah. Bayangkanlah saya tidak boleh melenceng sedikit saja, langsung disoroti.” Namun di satu sisi ia bersyukur nama itu boleh memberi motivasi baginya.

Sebagaimana kesabaran, kesetiaan juga bukan produk dari kodrat manusia yang berdosa. Buktinya dimana-mana banyak orang Kristen sendiri tidak setia,‘ Dalam istilah Yunani pistis (setia), merupakan suatu kualitas yang menunjuk pada seseorang yang patut atau dapat dipercayai, seperti seorang hamba yang setia (Lukas 16:10-12).

Bagaimana bisa setia?

1. Siap menderita. Memang orang percaya abad pertama banyak mengalami penderitaan, khususnya penganiayaan. Seorang penafsir menulis, “Penderitaan itu bisa bersifat sementara atau berkelanjutan. lstilah sepuluh hari’, ada yang melihatnya sebagai representasi simbolik dari keseluruhan penganiayaan terhadap gereja. Ada pula yang melihatnya sebagai sepuluh penganiayaan dibawah kekaisaran Romawi.” Tetapi yang jelas, gereja (orang percaya) sejati pasti berhadapan dengan penderitaan. Mengapa justru orang percaya harus menderita? Seorang penulis memberi empat alasan:
a. dalam rangka pendisiplinan,
b. dalam rangka usaha pencegahan supaya tidak bermegah diri,
c. supaya belajar taat,
d. dalam rangka kesaksian yang lebih baik bagi Kristus.

2. Ingatlah kesusahan hanya sementara. Mengapa banyak orang Kristen tidak setia pada Kristus, padahal hidup ini hanya sementara? Memang dunia berusaha merampas komitmen orang percaya. Sebagai contoh, seorang suami atau istri bisa tldak setia dalam membina rumah tangga. Seorang hamba Tuhan bisa. meninggalkan panggilannya. Hal-hal ini bukan lagi isu baru di zaman ini. Ketidaksetiaan telah merusak banyak keluarga dan pekerjaan Tuhan sepanjang sejarah.

Motivasi: Mari belajar setia kepada Tuhan, sesama dan apapun yang di percayakan. Tunjukkan kwalitas kehidupan kita sebagai anak-anak Tuhan yang dapat dipercayai, karena setia. (BB)

Jika saudara diberkati dengan Renungan di atas, silahkan klik pilihan di bawah ini :

Atau tuliskan komentar saudara melalui kolom berikut :

Facebook Comments

Leave a Response