Renungan

KU TANAH LIAT, KAU PENJUNAN

279views

Bacaan : 2 Korintus 4 : 1 – 10

‘Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.” ( 2 Korintus 4 : 7)

Rasul Paulus menyatakan kepada jemaat di Korintus bahwa ia manusia biasa. Penuh kelemahan menghadapi berbagai aniaya dan kesulitan dalam pelayanan, tetapi justru karena itulah sesungguhnya merupakan kehormatan yang luar biasa. Jika ia dipakai Allah untuk menyatakan rahasia besar tentang keselamatan di dalam Kristus. Ia memberikan analogi bahwa ia hanyalah tanah liat, sedangkan Allah adalah  sang penjunan yang mengerjakan semua hal yang telah dilakukannya.

Pada tahun 1870-an D.L. Moody, seorang penginjil Amerika, mengadakan penginjilan di Inggris Raya dan selama pelayanan itu ada ribuan orang telah datang dan percaya kepada Kristus. Walaupun demikian, Moody sendiri sama sekali bukanlah seorang yang luar biasa. Sebagai mantan salesman sepatu, pendidikannya tidak tinggi. Kata-kata yang disampaikannya pun kurang menarik. Khotbah-khotbahnya pendek dan sederhana. Tetapi di manapun dia berkhotbah, ratusan orang maju ke depan untuk  bertobat dan percaya kepada Kristus.

Suatu hari seorang ahli Teologia berkata kepadanya :”Apa yang anda kerjakan benar-benar merupakan pekerjaan Allah semata, karena saya tidak dapat melihat hubungan antara anda dan hasil kerja anda.” Moody tertawa dan menjawab, “Saya akan merasa sedih kalau hal yang terjadi adalah sebaliknya.” Jika Allah mau memakai kita, itu adalah anugerahnya semata-mata (ayat 1).

Inspirasi : Di tangan Allah, kita yang biasa-biasa saja akan menjadi luar biasa. Allah hanya membutuhkan kesediaan (availability) kita,  bukan hanya kemampuan (ability) kita. (R)

Jika saudara diberkati dengan Renungan di atas, silahkan klik pilihan di bawah ini :

Atau tuliskan komentar saudara melalui kolom berikut :

Facebook Comments

Leave a Response