Bacaan: Kejadian 16: 1 – 5
“Berkatalah Sarai kepada Abram:”Engkau tahu, TUHAN tidak memberikan aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak.” Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai.” (Kejadian 16 : 2)
Merupakan hal yang umum pada masa itu untuk memberikan hamba perempuan kepada suaminya jika nyonya rumah tidak dapat melahirkan anak. Anak yang dilahirkan akan dianggap sebagai anak dari nyonya rumah/ahli waris. Abram sebenarnya sedang melakukan praktek yang umum pada jamannya. Tetapi tindakan Abram dan Sarai menunjukkan kurangnya iman mereka.
Kita tahu bahwa setiap tindakan yang kita lakukan mempunyai konsekwensi, bahkan setelah kita sudah tidak ada. Ketika kita melakukan suatu keputusan, kadang kita hanya berpikir tentang konsekwensi sesaat/jangka pendek, padahal konsekwensi jangka panjang juga ada.
Pilihan yang dilakukan oleh Abram dan Sarai mengakibatkan konflik bukan hanya pada masa Perjanjian lama tetapi bahkan sampai saat ini. Hal ini terjadi ketika kita mengambil porsi Allah dan berusaha agar janji Allah tergenapi melalui usaha kita.
Bagi Abram dan Sarai, ‘waktu’ merupakan ujian terberat yang harus dilalui. Kadang Allah meminta kita untuk menunggu dan kita bertindak terburu-buru dan menghalangi rencana Tuhan yang terbaik. Tuhan bukanlah seperti polisi jahat yang memegang kerah kemeja dan mengatakan bahwa kita harus menunggu waktu Tuhan dalam mencari jodoh, mendapatkan pekerjaan, dan sebagainya.
Ketika Allah menciptakan manusia, ia membuat kita lebih dari semua ciptaan. Ia memberikan kuasa dan kehormatan untuk memilih. Dan sampai saat ini Allah masih menghargai kehormatan yang Ia berikan itu. Ia tidak akan memaksa kita. Dengan adanya ‘pilihan’ terdapat tanggung jawab untuk menerima akibatnya.
Inspirasi : Kita mungkin hanya tahu dampak sesaat dan tidak tahu dampak jangka panjang dari setiap keputusan dan pilihan yang kita buat. Marilah kita berpikir dengan hati-hati dan meminta petunjuk dari Tuhan saat kita membuat keputusan dan bertindak hari ini. (R)
Jika saudara diberkati dengan Renungan di atas, silahkan klik pilihan di bawah ini :
Atau tuliskan komentar saudara melalui kolom berikut :
