Bacaan: 2 Samuel 9:1-13
Berkatalah Daud:”Masih adakah orang yang tinggal dari keluarga Saul? Maka aku akan menunjukkan kasihku kepadanya oleh karena Yonatan”……”Aku hendak menunjukkan kepadanya kasih yang dari Allah.”
(2 Samuel 9 : 1, 3)
Apa yang ada di benak kita ketika kita memberikan sesuatu (perhatian, pujian, benda/materi) kepada orang lain? Mungkin kita memberi karena mengapresiasi apa yang dilakukan orang itu, orang itu bisa menguntungkan kita jadi nanti kita bisa ditolong olehnya – kita mengharapkan imbalan, atau mungkin karena kita mengasihi orang itu.
Mefiboset adalah anak Yonatan, cucu Saul. Ia berumur 5 tahun ketika datang kabar bahwa Saul dan Yonatan mati dalam pertempuran. Pengasuhnya segera mengangkatnya dan lari. Tapi karena terburu-buru, maka Mefiboset jatuh, dan menjadi timpang (2 Samuel 4 : 4).
Biasanya para raja berusaha menghapus semua keturunan dari rivalnya untuk menghindari perebutan kekuasaan kelak. Tetapi ini tidak dilakukan oleh Daud. Ia menunjukkan kasihnya kepada Mefiboset. Yang luar biasa Daud tidak hanya mencari dan membiarkan Mefiboset hidup, tetapi ia juga mengembalikan kekayaan Saul, memerintahkan hamba Saul yaitu Ziba dan keluarganya, untuk tetap melayani Mefiboset. Bahkan Daud menganggap Mefiboset sebagai anaknya dan makan sehidangan dengannya.
Mengapa Daud bisa bersikap seperti ini?
Pertama, walaupun Saul pernah berusaha untuk membunuh Daud, berdosa dan memberontak kepada Tuhan – Daud tetap menghormati Saul karena ia adalah raja yang diurapi oleh Tuhan. Daud setia dan mengasihi Allah (yang juga Allah Saul) (1 Samuel 24 : 5 – 6; 2 Samuel 9 : 3).
Kedua, karena ia pernah berjanji kepada Yonatan, sahabatnya bahwa ia tidak akan memutuskan persahabatan walaupun Yonatan wafat dengan terus menunjukkan kasih setianya kepada keturunannya sampai selamanya (1 Sam.20:14-17). Daud memegang janjinya.
Perlakuan Daud kepada Mefiboset menunjukkan karakter Daud sebagai seorang pemimpin yang menunjukkan kasih kepada orang yang kelihatannya tidak berguna dan tidak menguntungkan karena ia telah mengalami kasih Allah dalam hidupnya.
Motivasi: Mengapa Saudara memberi atau bersikap murah hati? Jika hanya menyenangkan hati manusia, pasti akan kecewa. Belajarlah dari Daud yang memandang kepada Tuhan dan setia melakukannya. (R)
Jika saudara diberkati dengan Renungan di atas, silahkan klik pilihan di bawah ini :
Atau tuliskan komentar saudara melalui kolom berikut :