Renungan

NAMA YESUS BUKAN CASHBACK

91views

Bacaan : Kisah Para Rasul 19:13-20

Tetapi roh jahat itu menjawab: “Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui, tetapi kamu, siapakah kamu?”
(Kisah Rasul 19 : 15)

Seberapa berartikah nama Yesus bagi kita sekalian? Ada yang merefleksikan bahwa nama Yesus adalah nama yang ajaib, nama yang hebat, nama yang meneduhkan, nama yang kuat, dan sebagainya. Tentunya klaim itu tidak terlepas dari pengalaman rohani. Tidak jarang klaim-klaim tersebut keluar dari mulut bukan karena pengalaman rohani, namun karena kebutuhan pribadi. Saya menyederhanakan bahasanya dalam istilah “Jualan nama Yesus”.

Hal ini ternyata pernah terjadi dalam penggenapan janji Paulus untuk datang kembali ke Efesus dalam perjalanan misinya. Kota Efesus mulanya adalah kota pelabuhan terbesar keempat kekaisaran Romawi (saat ini di Turki) yang merupakan pusat penyembahan kepada agama alam; Dewi Artemis. Dari latar belakang ini, maka tidak heran ditemukan adanya tukang jampi (Kisah 19:13). Tukang-tukang jampi itu sengaja berkeliling untuk melakukan mujizat demi mencari keuntungan pribadi; apalagi mereka penjampi Yahudi yang tidak kenal Yesus namun menggunakan nama Yesus.

Mengapa berbahaya jika kita berjualan nama Yesus demi mencari keuntungan diri sendiri ?

– Sesungguhnya para anak Skewa ini justru menyesatkan Efesus karena performa mujizat selama ini dihasilkan dari persekutuan dengan Iblis. Koneksi inilah yang digunakan para tukang jampi untuk bertahan hidup dan mencari uang. Setelah segenap orang disembuhkan, orang akan memberinya uang dan menyanjung pekerjaannya.

– Bayangkan jika hal itu dipraktek-kan dengan embel-embel nama Yesus. Betapa jahatnya, bukan? Nama Yesus dipakai untuk keuntungan sendiri; cari uang, cari nama, dan sebagainya.

– Apa yang terjadi selanjutnya? Allah justru tidak membiarkan orang-orang itu melanjutkan tindakannya dengan cara dipermalukan! Bagaimana cara Allah mempermalukan? Allah mengizinkan iblis merasuki, melukai, dan membuat mereka telanjang malu diketahui seluruh Efesus (ayat. 16-17a).

– Melihat hal ini,  kita juga perlu mengevaluasi mengapa mengikut Yesus. Motif apa kita mengikut Yesus? Karena garis keturunankah, pernikahankah, agama sah daerah tertentukah? Atau cari uangkah, cari ketenarankah, cari namakah, kharismakah?

– Paulus memberikan teladan, bahwa mengikut Yesus adalah menyerahkan sepenuhnya hidup kita kepada-Nya. Artinya, mengikut Yesus karena panggilan total dan pelayanan total.

Inspirasi : Mari kita renungkan kembali motif kita dalam mengikut Kristus. Apakah karena motivasi yang benar atau karena mencari keuntungan untuk diri sendiri. (Joy Koraag)

Jika saudara diberkati dengan Renungan di atas, silahkan klik pilihan di bawah ini :

Atau tuliskan komentar saudara melalui kolom berikut :

Facebook Comments

Leave a Response