Renungan

PERGAULAN YANG MEMERDEKAKAN

85views

Bacaan : Kejadian 13:10-18

“Abram menetap di tanah Kanaan tetapi Lot menetap di kota-kota Lembah Yordan dan berkemah di dekat Sodom.” (Kejadian 13 : 12)

        Pilihan Lot yang lebih suka tinggal dekat Sodom, seharusnya dia tahu itu sangat beresiko tinggi. Apakah ia bisa bertahan sebagai orang benar ketika berada di lingkungan masyarakat yang tidak benar seperti Sodom?  Pilihan Lot untuk berbaur dan bergaul dengan orang Sodom tentu saja bukan masalah, apabila ia membawa kebenaran ke dalamnya. Namun nyatanya, ia bukan membawa pengaruh malah terpengaruh. Ia bukan memperkaya kehidupan kota itu dengan kebenaran, malah kota itu mempermiskin kehidupan rohaninya dengan segala kekayaan dan kemakmurannya.

Walaupun dikatakan bahwa orang Sodom sangat jahat dan berdosa terhadap Tuhan (ayat 13), namun tetap saja Lot tidak peduli. Kalau sudah begini, masih mungkinkah Lot berdoa seperti yang diajarkan Yesus, meminta Tuhan agar jangan membawanya ke dalam pencobaan? (cf. Matius 5:13). Mustahil. Ia sendiri yang membuka peluang masuknya pencobaan itu ke dalam dirinya, bagaimana ia dapat berdoa? Akhirnya kisah tragis terjadi, bukannya Lot menjadi garam dan terang bagi Sodom, malah sampai istrinya sendiri menjadi tiang garam (cf. Kejadian 19:26). By the example of Lot’s wife, the righteous warned not to turn from their righteousness (Matthew Henry).

Pertanyaan bagi kita, dapatkah kita bergaul dan berbaur dengan siapa saja dimanapun kita berada? Sebenarnya bukan saja dapat, tetapi perlu dalam kapasitas sebagai orang benar. Pergi ke dalam dunia adalah merupakan Amanat Agung-Nya. Kehadiran kita adalah kehadiran yang memerdekakan banyak orang dari dosa mereka.

Karena itu biarlah melalui kita kemerdekaan di dalam Kristus makin terpancar kepada dunia sekitar, khususnya bangsa yang kita cintai. Asalkan kita selalu ingat prinsip seperti rasul Paulus, “Memang kami masih hidup di dalam dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi.” (2 Korintus 10:3).

Inspirasi: Dunia yang berdosa sesungguhnya menantikan kehadiran orang benar. Ketika kebenaran masuk dunia, dunia dapat mengenal kebenaran dan mengalami kemerdekaan sejati. (BB)

Jika saudara diberkati dengan Renungan di atas, silahkan klik pilihan di bawah ini :

Atau tuliskan komentar saudara melalui kolom berikut :

Facebook Comments

Leave a Response