Renungan

POSISI ORANG BERHIKMAT

407views

Bacaan : Amsal 24:1-12

“Orang yang bijak lebih berwibawa daripada orang kuat, juga orang yang berpengetahuan daripada orang yang tegap kuat.” (Amsal 24:5)

Kaisar Nero, penguasa Romawi, yang merasa dirinya kuat dan berkuasa, akhirnya turun dari tahtanya, setelah ia menuduh orang Kristen membakar kota Roma. Inilah dia  contoh orang yang kuat tetapi bodoh. Bukan bodoh pengetahuan tetapi tidak mengerti kebenaran. Ia telah mencoba menjaga kewibawaannya dengan kuasa, namun makin membuatnya menuju kehancuran.

Ia makin dimusuhi oleh rakyatnya sendiri. Setelah bertahta sekitar 14 tahun, ia mati pada usia 31 tahun dengan cara bunuh diri. Andaikata ia memiliki hati yang penuh kasih, maka ia adalah seorang pemimpin yang luar biasa. Sayang, ia salah alamat.

Di dalam Alkitab kita melihat Daniel adalah seorang pandai dan bijaksana. Ia berani menampilkan kewibawaan yang didukung oleh adanya keseimbangan antara kekuatan dan hikmat. Ia memang seorang yang berbobot baik jasmani maupun rohani. Tuhan memang mengirimkannya berada di negeri Babel untuk menunjukkan siapa sebenarnya Allah sejati itu. Imannya demikian menantang, karena dia berani menjamin bahwa ia tetap kuat tanpa harus makan makanan istana (Daniel 1:8-13).

Daud, seorang yang kecil di mata Goliat, namun ia memiliki hikmat dan wibawa yang tinggi, karena ia datang dengan nama Tuhan (1 Samuel 17:45).

Di dunia ini banyak orang kuat karena kuasa dan kekayaan, tetapi begitu lemah dan miskin tanpa Allah. Kita sangat kagum dengan seorang bintang sepak bola dunia yang bergaji miliaran sebulan, namun bagaimana dengan kehidupan rohani mereka?

Raja Salomo sendiri sudah begitu kaya, kuat dan pandai, namun akhirnya sadar semuanya tidak berarti tanpa hikmat dan pengetahuan akan kebenaran. Apa yang saudara miliki sekarang? Kuasa, pangkat, kepintaran, kebolehan atau ketenaran? Semuanya hanya berarti bila berorientasi bagi kemuliaan Allah dan dikendalikan oleh hikmat-Nya.

Inspirasi: Orang yang hidupnya berhikmat memiliki posisi dan perilaku yang agung, yang tidak dapat dinilai dengan uang. Namun jika tidak ada kebenaran di dalam hidupnya, akan menjadi sia-sia belaka. (Boy Borang)

Jika saudara diberkati dengan Renungan di atas, silahkan klik pilihan di bawah ini :

Atau tuliskan komentar saudara melalui kolom berikut :

Facebook Comments

Leave a Response