Renungan

REBORN 1

92views

Bacaan : Markus 2:14 – 17

Kemudian ketika Ia berjalan lewat di situ, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai lalu Ia berkata kepadanya: “Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Lewi lalu mengikuti Dia. (Markus 2 : 14)

Nama Lewi anak Alfeus ini jarang disebutkan, bahkan hanya Markus yang mencatat nama ini.  Marthin Luther pernah berkata, “Dimana Tuhan membangun gereja-Nya, disitu juga iblis mendirikan kapelnya”. Maksudnya, jika kita hidup melangkah bersama Tuhan disitu juga iblis siap menjatuhkan.

– Orang Farisi mengklaim bahwa apa yang dilakukan Yesus adalah tindakan berdosa. Mengapa? Karena Yesus seorang Guru namun memberikan teladan buruk bagi khalayak ketika bergaul dengan orang berdosa. Menurut kitab Taurat, ada perlakuan khusus bagi orang berdosa; dikucilkan atau dihabisi. Mengapa? Sebab yang kudus tidak boleh bersatu dengan yang najis. Lebih dari itu, orang Farisi sedang memperjelas strata sosial bahwa merekalah yang lebih baik ketimbang pemungut cukai dan orang berdosa itu. Mereka lebih rohani daripada orang berdosa itu.

– Apakah respon khalayak pada kala itu?  Masyarakat mungkin mempertanyakan teladan Tuhan Yesus yang bertentangan dengan kebiasaan Yahudi. Seakan-akan seperti orang berdosa tidak layak duduk makan bersama dengan Guru Yahudi! Beda kelas dan kasta!

Apakah respon Yesus ketika diprovokasi oleh orang Farisi? Yesus mendengar celaan itu. Bayangkan seberapa keras celaan orang Farisi sampai Yesus mendengarnya, bahkan saat Ia bersekutu makan sekalipun. Jika sangat keras, berarti Lewi dan kawanannya juga mendengar. Khalayak yang semula kagum akan Yesus kini juga ragu atas keteladanan-Nya. Yesus menjawab dengan sebuah metafora “bukan yang sehat yang perlu tabib tapi yang sakit dan Dia datang untuk yang sakit” (dalam bahasa saya). Jangan sampai kita menganggap lebih rohani daripada orang lain. Itulah kesombongan rohani.

– Terkadang kita menganggap diri lebih baik dari orang lain hanya karena kita diberkati secara materi, tidak sakit-sakit, disayang sana-sini, memiliki pendidikan tinggi, wibawa besar, kharisma, aktif pelayanan di gereja, aktif pelayanan sosial, mengajar dengan baik, dsb sehingga orang lain yang jauh dari tindakan-tindakan tersebut seolah-olah ada di bawah kita.

– Semua orang adalah sama berdosanya dan sama di mata Allah. Allah yang kudus saja tidak membedakan orang, masakan kita yang berdosa membedakan orang?

– Orang sehat tahu bahwa ia sakit dan butuh pertolongan ketimbang orang sakit yang tidak tahu apakah dia sakit atau sehat. Lewi mengajarkan kepada kita bahwa siapapun layak untuk bertemu dengan Yesus dan menikmati pelayanan-Nya.

Inspirasi : Lahir baru adalah pengalaman pribadi bersama Yesus, memutuskan untuk hidup mengikut-Nya, meninggalkan hidup lama. Jangan lupa dalam lahir baru, iblis berusaha menjatuhkan kita dan mengingatkan masa lalu kita, serta membuat kita merasa sehat dan sombong rohani. (Joy Koraag)

Jika saudara diberkati dengan Renungan di atas, silahkan klik pilihan di bawah ini :

Atau tuliskan komentar saudara melalui kolom berikut :

Facebook Comments

Leave a Response