Bacaan : 1 Samuel 2 : 12 – 26
“Adapun anak-anak lelaki Eli adalah orang-orang dursila; mereka tidak mengindahkan Tuhan, ataupun batas hak para imam terhadap bangsa itu…” (1 Sam. 2 : 12-13)
Kita bersyukur bahwa Alkitab begitu terbuka, tidak pernah menutupi kesalahan/ kejatuhan/dosa yang dialami oleh tokoh-tokoh di dalamnya. Hal ini terjadi supaya kita dapat belajar dari kesalahan mereka.
Salah satu adalah Eli. Sebagai seorang imam besar juga hakim di Israel, saya yakin Imam Eli memulainya dengan memiliki hubungan yang akrab dengan Allah. Dalam pembicaraannya dengan Hana, Eli menunjukkan pemahamannya akan Allah dan tujuan-Nya bagi hidup Hana (1 Samuel 1 : 14, 17).
Hal ini juga ditunjukkan ketika ia meminta Samuel menjawab panggilan Allah (1 Sam. 3). Eli tahu bahwa itu adalah suara Allah. Sebagai Imam Besar, Eli pasti dihormati dan dihargai oleh bangsa Israel.
Sayangnya, penghargaan yang ia terima dari luar tidak dialaminya di rumah. Anak-anak Eli, Hofni dan Pinehas sama sekali tidak menghargai ayah mereka. Alkitab menyebut mereka sebagai anak-anak dursila, karena tidak mengindahkan Tuhan dan memandang rendah korban untuk Tuhan (ay.17), selain itu mereka juga berzinah dengan permpuan-perempuan (ay.22).
Sebagai ayah, Eli sempat menegur mereka, tetapi. Dalam 1 Sam.2: 25 dikatakan bahwa “…mereka tidak mendengarkan perkataan ayahnya” . Sebagai imam, anak-anak Eli tentu tahu apa yang berkenan kepada Allah dan tidak. Tetapi mereka tidak taat dan tetap melakukan dosa.
Ketika kita melakukan hal yang salah tanpa sengaja karena tidak tahu, kita patut dihukum. Tetapi ketika kita dengan sengaja melakukan sesuatu yang kita tahu salah, konsekwensinya akan lebih berat dari sekedar hukuman. Selain kedua anaknya mati pada hari yang sama dalam peperangan melawan Filistin, Imam Eli pun meninggal karena jatuh ( 1 Sam. 4: 17,18).
Selain itu ada hukuman yang masih harus ditanggung oleh keturunannya ( ay. 31-36). Dosa adalah dosa, bukan sekedar kelemahan. Dosa bukan hanya perbuatan mencuri, berzinah, dsb. tetapi dosa adalah kekerasan hati untuk memilih jalan sendiri dan ingin bebas dari Allah, dan itu diwujudkan dengan sikap melawan tetapi juga dengan sikap masa bodoh dengan perintah-perintah Allah.
Inpsirasi: Jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik tetapi tidak melakukannya, ia berbuat dosa (Yak. 4:17). (R)
Jika saudara diberkati dengan Renungan di atas, silahkan klik pilihan di bawah ini :
Atau tuliskan komentar saudara melalui kolom berikut :