Bacaan : 2 Timotius 4:1-8
“Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.” (2 Timotius 4:3)
Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi/mengenal suara, dan juga banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Telinga pada hewan vertebrata memiliki dasar yang sama dari ikan sampai manusia, dengan beberapa variasi sesuai dengan fungsi dan spesies. (wikipedia.org).
Tuhan menciptakan telinga juga begitu unik, sebagai indra pendengaran. Orang yang masih dapat mendengar dengan baik, tentunya sangat bersyukur bukan? Dapatlah dibayangkan bagaimana kalau seseorang sudah tuli, akan sangat sulit berkomunikasi dan mendengar informasi. Ironisnya, banyak orang yang telinganya masih sehat, namun tidak mempergunakannya dengan benar.
Paulus mengingatkan Timotius bahwa kebenaran harus diperdengarkan selagi orang masih mau mendengar. Ada saatnya telinga manusia tidak lagi terbuka untuk mendengar yang benar tetapi yang palsu, yang enak didengar. John Stott menggambarkan, “Baiklah kita ingat bahwa yang mereka tolak adalah “ajaran sehat” (3) atau kebenaran (4). Jadi dengar-dengaran kepada penyataan Allah, mereka ganti dengan dengar-dengaran pada khayalannya sendiri.
Patokan yang mereka pakai untuk menilai kesejatian seorang pengajar bukan (sebagaimana seharusnya) Firman Allah, melainkan selera pribadi.” (John Stott: 2 Timotius, p. 136). Benarlah bahwa setiap manusia bukan saja kalau mau tetapi perlu mendengar firman Tuhan. Seperti kata Pdt. Stephen Tong dalam sebuah pertemuan mahasiswa, “Yang mau dengar firman, dengar. Yang tidak mau dengar firman Tuhan, juga dengar!” Jadi bukan soal selera, tetapi suatu keharusan karena kebutuhan.
Dunia kita menawarkan begitu banyak hal yang terus diperdengarkan.
Apakah itu baik atau buruk, benar atau salah, asli atau palsu. Telinga orang benar (orang Kristen sejati), seharusnya suka mendengarkan hal-hal yang baik dan benar bukan? Tetapi faktanya, masih banyak juga orang, yang katanya sudah dibenarkan di dalam Kristus, tetapi tidak suka mendengar yang benar. Apa yang didengar dari TV, mobile phone, internet, media lainnya, bukan nyanyian rohani, firman Tuhan, hal-hal yang benar, tetapi yang lain.
Seperti sikap kaum Epikuros dan Stoa di Atena, yang tidak suka mendengar pemberitaan yang benar (Kisah Para Rasul 17:32). Tetapi kalau itu gosip, cerita dongeng, mitos, tahyul, fitnah, itu yang lebih suka didengar. Berkali-kali Yesus dalam pengajaran-Nya menyerukan, “barangsiapa bertelinga hendaklah ia mendengar.” (Matius 13:9). Tuhan menghendaki anak-anak-Nya bukan sekedar mendengar tetapi mendengarkan dalam arti memperhatikan, mengindahkan, menurutinya dalam tindakan..
Setiap anak Tuhan setuju dengan lirik lagu Have Thine Own Way Lord, gubahan Adeleida Pollard, yang dikenal dalam bahasa Indonesia: “Kehendak Tuhan Jadikanlah” (bait 1) berbunyi: Kehendak Tuhan jadikanlah. Ku tanah liat, Kau Penjunan. Bentuklah aku sesukamu, aku menunggu di kaki-Mu.”
Inspirasi : Mari kita akui, bahwa kadang-kadang kita suka minta Tuhan dengar doa kita tetapi tidak mau mendengarkan firman-Nya. (BB)
Jika saudara diberkati dengan Renungan di atas, silahkan klik pilihan di bawah ini :
Atau tuliskan komentar saudara melalui kolom berikut :