KeluargaKomunitas

MENGAPA TIDAK EKSIS DI MEDIA SOSIAL ?

126views

Apakah Saudara merasa dikasihi walaupun tidak eksis di Media Sosial?

Apakah Saudara pernah menghapus sebuah foto karena tidak mendapatkan cukup banyak like? Saya pernah.

Saya ingat saat dimana saya me’refresh’ notifikasi selama lebih dari sepuluh kali dalam semenit. Suami saya diam-diam mengamati dan bertanya, “Apakah kamu memposting foto itu karena kamu bangga padaku, atau hanya peduli dengan likenya?

Ups….Saat itu, saya sadar kalau saya sedang bermasalah.

Pekerjaan saya berkutat di seputar sosial media, dan saya percaya ada banyak hal baik di dalamnya.

Sosial media menawarkan kepada kita cara yang belum pernah ada sebelumnya untuk terhubung dan berkomunikasi dengan orang-orang di seluruh dunia.

Namun entah bagaimana hal ini juga secara simultan dapat memutuskan hubungan kita dengan orang-orang di sekitar kita.

Penggunaan sosial media secara berlebihan dapat menumbuhkan kesepian.

Sosial media dirancang untuk menciptakan rasa kebersamaan dalam suatu komunitas. Tetapi hal ini tidak menjamin kita akan mengalami relasi yang benar-benar kita butuhkan.

Jika kita menggantungkan hubungan kita pada dunia digital, hal ini akan menggangu kita untuk memiliki hubungan yang semakin dekat dengan orang-orang di sekitar kita.

Facebook telah mengakui dalam siaran persnya bahwa “ketika orang menghabiskan banyak waktu secara pasif mengkonsumsi informasi – membaca tetapi tidak berinteraksi dengan orang-orang – mereka melaporkan bahwa setelah itu orang-orang tsb. merasa lebih buruk.”

Orang yang nyata perlu terhubung dengan orang lain yang juga nyata. Hubungan seperti ini bisa menjadi lebih sulit, dapat menyebabkan konflik, beresiko, tetapi sesungguhnya kita diciptakan untuk itu.

Sosial media adalah pengganti yang buruk untuk sebuah kata-kata pendorong yang membesarkan hati.

Kita semua terkadang menginginkan dorongan dan afirmasi. Hal ini wajar. Dan di dunia kita saat ini, sosial media telah menjadi tempat tujuan untuk apa yang sedang kita cari.

Bukan hanya mudah untuk membiarkan reaksi orang lain terhadap postingan foto sebagai penentu suasana hati kita, tapi mendapat likes juga seolah menggantikan pujian verbal, cinta dan penghargaan.

Coba ingat tentang ulang tahun Saudara. Mungkin masih mengingat saat Saudara mendapatkan begitu banyak kartu ucapan di hari spesial tersebut. Berapa banyak kartu ini sudah digantikan dengan like atau komentar di sosial media?

Kita sepertinya lebih senang memposting perasaan yang sedang kita alami karena respons teman-teman kita daripada memberitahukan secara langsung kepada mereka.

Kata-kata dorongan di sosial media tidak terasa begitu kuat, apakah kita yang mengirimkan atau menerimanya. Dan itu kritik dari mereka yang tidak terlalu aktif di dunia online.

Jadi bagaimana saya dapat meletakkan sosial media pada tempatnya?

  • Nikmati lebih banyak pengalaman, dan lebih sedikit dokumentasi. Kapan terakhir kali Saudara menghadiri acara spesial, meninggalkan ponsel Saudara, dan hanya mengambil satu momen tanpa melakukan 100 percobaan untuk foto yang sempurna?
  • Letakkan ponsel Saudara dan pergilah makan siang dengan seorang teman. Tanyakan lebih banyak pertanyaan. Berikan perhatian pada orang lain. Dapatkan pertemanan yang melampaui dunia digital.
  • Tunjukkan kasih dan rasa hormat melalui pujian verbal, dengan tindakan atau surat pribadi. Bangunlah hubungan Saudara secara langsung sebelum menaruh layar di antara Saudara.
  • Hapuslah aplikasi dari Ponsel Saudara. Hah? Apa? Tapi bagaimana hari-hari saya dapat berjalan tanpa itu semua? Saudara perlu memberikan kesempatan kepada seseorang untuk menolong Saudara. Sehingga hal itu akan memudahkan mereka untuk meminta bantuan kepada Saudarak kelak.

Jadi apakah suami saya masih mengajak saya keluar? Ya, selalu.

Kami pergi berlayar baru-baru ini, dan saya menikmati perasaan yang ‘bebas’ walaupun tidak dapat menggunakan ponsel saya.

Kami berbicara, membaca, berteman dan bercakap-cakap dengan orang-orang di sekitar kami.

Ya, saya memposting sebuah foto kami yang manis setelah mendapat sinyal wi-fi. Tapi kemudian saya menaruh ponsel, mengalihkan pandangan dari  layar dan memilih pemandangan yang indah di depan saya.

Sekarang bayangkan Saudara sedang menikmati momen spesial seperti itu, dan ponsel Saudara mulai ramai dengan orang-orang  yang menyukai foto tersebut sementara orang di samping Saudara sekarang ini juga ingin menikmati momen ini bersama Saudara.

Apa yang akan Saudara lakukan?

Sementara saudara berpikir tentang ini, berikut adalah beberapa ide untuk melangkah lebih lanjut:

  • Bantu saya berpikir untuk menumbuhkan pertemanan saya.
  • Saya ingin belajar menggunakan sosial media untuk membagikan iman saya.
  • Saya ingin belajar bagaimana melakukan puasa dari dunia digital.

Dimana Saudara menemukan nilai-nilai Saudara?

Merasa berharga dapat mempengaruhi emosi, keputusan dan kesehatan mental, jadi menempatkan nilai-nilai Saudara pada hal yang kekal adalah penting. Apakah hal-hal yang membuat Saudara berharga memuaskan Saudara?

 Oleh Angela Towle (Diterjemahkan oleh Renike)

Diambil dari : https://www.cru.org/us/en/blog/life-and-relationships/friendship/how-will-you-feel-loved-if-youre-not-on-social-media.html

Jika saudara diberkati dengan Renungan di atas, silahkan klik pilihan di bawah ini :

Atau tuliskan komentar saudara melalui kolom berikut :

Facebook Comments

Leave a Response