Komunitas

MENJADI SAHABAT ALLAH YANG BAIK

596views

Menjadi Sahabat Allah yang Baik

Karena kita dipulihkan ke dalam persahabatan dengan Allah melalui

kematian Anak-Nya sementara kita masih menjadi musuh-musuh-Nya, kita

pasti akan di bebaskan dati hukuman kekal melalui kehidupan-Nya

 

Roma 5:10

 

                Allah ingin menjadi Sahabat yang baik bagi Anda. Hubungan Anda dengan Allah memiliki banyak aspek berbeda; Allah adalah Pencipta dan Pembuat Anda, Tuhan dan Pemimpin, Hakim, Penebus, Bapa, Juruselamat dan banyak lagi. Tetapi kebenaran yang paling mengejutkan adalah : Allah yang Mahakuasa ingin menjadi Sahabat Anda!

                Di taman Eden kita melihat hubungan ideal antara  Allah dengan kita: Adam dan Hawa menikmati persahabatan yang mesra dengan Allah. Tidak ada ritual, upacara, atau agama, hanya hubungan kasih yang sederhana antara Allah dan umat yang Dia ciptakan. Tanpa dihalangi oleh rasa bersalah, atau takut, Adam dan Hawa bersuka di dalam Allah, dan Dia bersuka di dalam mereka. Kita dijadikan untuk hidup di dalam hadirat Allah terus-menerus, tetapi setelah kejatuhan manusia dalam dosa, maka hubungan yang ideal tersebut lenyap. Hanya beberapa orang dalam zaman Perjanjian Lama yang mendapatkan hak istimewa untuk bersahabat dengan Allah. Musa dan Abraham disebut “sahabat-sahabat Allah,” Daud disebut “seorang yang berkenan di hatiku” dan Ayub, Henokh, serta Nuh memiliki persahabat yang mesra dengan Allah. Tetapi takut akan Allah, bukan persahabatan, yang lebih umum terdapat di dalam Perjanjian Lama. Lalu Yesus mengubah situasi tersebut. Ketika Dia membayar dosa-dosa kita di atas kayu salib, tabis di bait suci yang melambangkan pemisahan dari Allah robek dari atas ke bawah, menunjukkan bahwa jalan masuk langsung kepada Allah sekali lagi tersedia.

                Tidak seperti imam-imam Perjanjian Lama yang harus menghabiskan waktu berjam-jam dalam persiapan untuk menemui-Nya, kita serang bisa mendekati Allah kapanpun. Alkitab berkata, “Sekarang kita bersuka di dalam hubungan kita yang baru dan indah dengan Allah, semuanya dikarenakan apa yang telah  dilakukan oleh Tuhan kita Yesus Kristus dalam menjadikan kita sahabat-sahabat Allah.”

                Persahabatan dengan Allah dimungkinkan hanya karena kasih karunia Allah dan pengorbanan Yesus. “Semuanya ini dilakukan oleh Allah, yang melalui Kristus mengubah kita dari musuh menjadi sahabat-sahabat-Nya.” Himne lama mengatakan, “Yesus ada Sobat kita,” tetapi sebenarnya, Allah mengajak kita untuk menikmati persahabatan dan persekutuan dengan tiga Oknum Tritunggal :Bapa kita, Anak, dan Roh Kudus.

                Yesus berkata, “Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.” Kata untuk sahabat dalam ayat ini bukan berarti hubungan yang biasa, melainkan hubungan yang dekat dan dipercayai. Kata yang sama dipakai untuk menunjuk pada sahabat mempelai pria pada suatu pernikahan dan sahabat-sahabat dekat dan dipercayai dari kalangan khusus raja. Di istana raja, para hamba harus menjaga jarak dari raja, tetapi kalangan khusus yaitu teman-teman yang dipercayai menikmati hubungan yang dekat, jalan masuk langsung dan informasi rahasia.

                Sulit dipahami bahwa Allah menginginkan saya sebagai seorang sahabat, tetapi Alkitab berkata, “Dialah Allah yang sangat merindukan hubungan denganmu.”

                Allah sangat ingin agar kita mengenal-Nya secara akrab. Sesungguhnya, Dia merencanakan alam semesta dan mengatur sejarah, termasuk rincian kehidupan kita, supaya kita bisa menjadi sahabat-sahabat-Nya. Alkitab berkata, “Dia menjadikan semua bangsa dan membuat bumi bersifat ramah, dengan banyak waktu dan ruang untuk hidup supaya kita bisa mencari Allah, dan tidak hanya meraba-raba di dalam gelap, tetapi benar-benar menemukan Dia.”

                Mengenal dan mengasihi Allah merupakan hak istimewa terbesar kita, dan dikenal serta dikasihi oleh Allah merupakan kesenangan terbesar Allah. Allah berfirman, “Tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku…;sungguh; semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN.”

                Sulit membayangkan bagaimana suatu persahabatan yang mesra bisa terjadi antara Allah yang mahakuasa, tak terlihat dan sempurna, dengan manusia yang terbatas dan berdosa. Lebih mudah memahami hubungan Tuan-hamba atau hubungan Pencipta-ciptaan atau bahkan Bapa-anak. Tetapi apa artinya bila Allah menginginkan saya sebagai seorang sahabat? Dengan melihat kehidupan sahabat-sahabat Allah dalam Alkitab, kita belajar enam rahasia persahabatan dengan Allah. Kita akan melihat dua rahasia dalam bab ini dan empat lainnya pada bab berikutnya.

 

MENJADI SAHABAT ALLAH YANG BAIK

Melalui percakapan yang terus menerus. Anda tidak akan pernah menumbuhkan hubungan yang dekat dengan Allah hanya dengan menghadiri gereja sekali seminggu atau bahkan memiliki saat teduh harian. Persahabatan dengan Allah dibangun dengan berbagi semua pengalaman hidup Anda dengan-Nya.

Tentu penting untuk membangun kebiasaan bersaat teduh setiap hari dengan Allah, tetapi Allah menginginkan lebih dari sebuah janji bertemu di dalam setiap kegiatan, setiap percakapan, setiap masalah, dan bahkan setiap pemikiran. Anda bisa melakukan percakapan yang berkesinambungan, terbuka dengan-Nya sepanjang hari Anda berbicara dengan-Nya tentang apapun yang sedang Anda lakukan atau pikirkan pada saat itu. “Tetaplah berdoa” berarti bercakap-cakap dengan Allah sementara Anda berbelanja, berkendara, bekerja, melakukan tugas-tugas rutin lainnya.

Salah pengertian yang biasa timbul adalah bahwa “menggunakan waktu bersama Allah” berarti berada sendirian dengan Allah. Tentu, sebagaimana yang diteladankan Yesus, Anda membutuhkan waktu untuk sendirian bersama Allah, tetapi itu hanyalah sebagian dari jam-jam bangun Anda. Segala sesuatu yang Anda lakukan  bisa merupakan tindakan “menggunakan waktu bersama dengan Allah” jika Allah di ajak untuk mengambil bagian di dalamnya dan Anda tetap sadar akan kehadiran-Nya.

Sebuah buku klasik tentang belajar bagaimana mengembangkan percakapan yang terus menerus dengan Allah adalah Practicing the Presence of God. Buku tersebut ditulis pada abad ke-17 oleh Brother Lawrence, seorang juru masak sederhana dari sebuah biara Perancis. Brother Lawrence mampu mengubah tugas-tugas yang paling umum dan kasar sekalipun, seperti menyediakan makanan dan mencuci piring menjadi tindakan pujian dan persekutuan dengan Allah. Kunci menuju persahabatan dengan Allah menurut dia, adalah tidak mengubah apa yang Anda kerjakan, tetapi mengubah sikap Anda terhadap apa yang Anda lakukan. Apa yang biasanya Anda kerjakan bagi diri Anda sendiri, mulailah melakukannya bagi Allah, entah itu makan, mandi, bekerja, bersantai atau membuang sampah.

Saat ini sering kali kita merasa kita harus “menghindar” dari rutinitas harian kita untuk menyembah Allah, tetapi itu hanya karena kita belum belajar mempraktikkan kehadiran-Nya sepanjang waktu. Brother Lawrence merasa mudah untuk menyembah Allah melalui tugas-tugas kehidupan yang biasa, dia tidak harus pergi mengikuti retreat rohani yang khusus.

Inilah idaman Allah. Di Eden, penyembahan bukanlah suatu acara untuk dihadiri, tetapi suatu sikap yang berkesinambungan, Adam dan Hawa ada dalam persekutuan yang terus menerus dengan Allah. Karena Allah bersama Anda sepanjang waktu, tidak ada tempat yang lebih dekat kepada Allah daripada tempat dimana Anda berada sekarang. Alkitab berkata, “Allah menguasai semua dan berada di mana-mana dan di dalam semua.”

Gagasan Brother Lawrence lainnya yang bermanfaat adalah menaikkan doa-doa berbentuk percakapan yang lebih singkat secara terus menerus sepanjang hari dan bukannya berupaya menaikkan doa-doa yang memakan waktu lama dan kompleks. Untuk memelihara focus dan melawan pikiran-pikiran yang menyimpang, dia berkata ”Saya tidak menesehati Anda untuk menggunakan banyak kata dalam doa, karena percakapan yang panjang sering kali merupakan kesempatan untuk berpikir melantur”. Dalam zaman di mana perhatian kurang, nasehat yang berusia 450 tahun untuk membuat doa tetap sederhana ini, tampaknya sangat relevan.

Alkitab menyuruh kita untuk “berdoa sepanjang waktu.”  Bagaimana mungkin melakukan hal ini? Salah satu caranya adalah menggunakan “Doa nafas” sepanjang hari, sebagaimana banyak orang Kristen telah melakukannya selama berabad-abad. Anda memilih satu kalimat pendek atau frasa sederhana yang biasa diulangi kepada Yesus dalam satu nafas: “Engkau menyertaiku.” “Aku menerima anugerah-Mu.” “Aku bergantung kepada-Mu.” “Aku ingin mengenal-Mu.” “Aku milik-Mu.” “Tolong aku percaya pada-Mu.” Anda juga bias menggunakan frasa singkat dari Alkitab, “Bagiku hidup adalah Kristus.” “Engkau tidak akan pernah meninggalkanku.” “Kaulah Allahku.” Panjatkan doa itu sesering mungkin sehingga doa tersebut berakar dalam di hati Anda. Pastikan bahwa tujuan Anda adalah untuk menghormati Allah, bukan mengendalikan Dia.

Mempraktikkan kehadiran Allah merupakan suatu keterampilan, sebuah keterampilan, sebuah kebiasaan yang bisa Anda kembangkan. Sama seperti musisi berlatih alat music setiap hari agar dapat memainkan alunan yang indah dengan mudah, Anda harus memaksa diri Anda untuk berpikir tentang Allah setiap dalam hari Anda. Anda harus melatih pikiran Anda untuk mengingat Allah.

Awalnya Anda perlu membuat pengingat, untuk membawa pikiran Anda terus menerus kembali kepada kesadaran bahwa Allah ada bersama  anda pada saat itu. Mulailah dengan menempatkan pengingat-pengingat yang dapat dilihat di sekeliling anda. Anda dapat memasang catatan-catatan kecil yang berkata, “Allah bersamaku dan memihakku sekarang.”  Para biarawan benediktin menggunakan jam yang berdentang setiap jam nya untuk mengingatkan mereka agar berhenti sebentar dan memanjatkan “doa jam itu”. Jika anda memiliki jam atau telepon seluler dengan sebuah alarm, anda dapat melakukan hal yang sama. Kadang anda akan merasakan hadirat Allah, kadang tidak. Jika anda sedang mencari suatu pengalaman tentang kehadiran-Nya melalui semua ini, anda salah mengerti. Kita tidak memuji Allah untuk merasa enak, tetapi untuk melakukan yang baik. Yang menjadi sasaran anda bukanlah perasaan, melainkan suatu kesadaran yang terus menerus akan kenyataan bahwa Allah selalu ada. Inilah gaya hidup penyembahan.

Melalui meditasi yang terus menerus. Cara kedua untuk membangun persahabatan dengan Allah adalah dengan merenungkan Firman-Nya sepanjang hari. Ini disebut meditasi, dan Alkitab berulang-ulang mendorong kita untuk bermeditasi tentang siapa Allah, apa yang telah Dia kerjakan, dan apa yang Dia Firmankan. Mustahil menjadi sahabat Allah tanpa mengetahui apa yang Dia firmankan. Anda tidak dapat mengasihi Allah sebelum mengenalNya, dan anda tidak dapat mengenalNya tanpa mengenal FirmanNya. Alkitab berkata :” Allah menyatakan diri di Silo kepada Samuel dengan perantaraan Firman Nya.” Allah masih menggunakan metode tersebut saat ini. Meskipun anda tidak dapat menghabiskan sepanjang hari mempelajari Alkitab, anda dapat merenungkannya sepanjang hari, mengingat ayat-ayat yang telah anda baca atau hafal dan mempertimbangkannya di dalam pikiran anda.

Meditasi sering kali disalah mengerti sebagai ritual yang sulit dan misterius yang dilakukan oleh para biarawan dan kaum mistis yang mengasingkan diri. Padahal meditasi hanyalah berpikir secara terfokuis, suatu ketrampilan yang dapat dipelajari dan digunakan oleh semua orang dimanapun. Bila anda memikirkan suatu masalah berulang-ulang di dalam pikiran anda, itu adalah meditasi. Jika anda tahu bagaimana untuk khawatir, anda sudah tahu bagaimana caranya bermeditasi. Anda hanya perlu mengubah perhatian anda dari masalah-masalah anda kepada ayat-ayat Alkitab. Semakin banyak anda merenungkan Firman Allah, semakin berkurang kekhawatiran anda.

Alasan Allah menganggap Ayub dan Daud sahabat-sahabat Nya adalah karena mereka menghargai Firman-Nya lebih dari segala sesuatu, dan mereka merenungkannya terus-menerus sepanjang hari. Ayub mengaku, “Aku menghargai kata-kata dari mulutNya lebih daripada makananku sehari hari.”  Daud berkata, “Betapa kucintai taurat-Mu, aku merenungkan sepanjang hari.” “PerbuatanMu terus menerus ada dalam pikiranku. Aku tidak dapat berhenti merenungkannya.”  Sahabat saling berbagi rahasia, dan Allah akan berbagi rahasia rahasiaNya  dengan anda, jika anda mengembangkan kebiasaan merenungkan FirmanNya sepanjang hari. Allah memberitahu Abraham rahasia rahasiaNya, dan Dia melakukan hal yang sama terhadap Daniel, Paulus, para murid dan sahabat sahabat lainnya.

Ketika anda membaca Alkitab anda atau mendengar khotbah atau tape, jangan hanya melupakannya dan pergi. Kembangkan latihan meninjau ulang, kebenaranNya di dalam pikiran anda, merenungkannya berulang ulang. Semakin banyak waktu yang anda pakai untuk meninjau ulang apa yang telah Allah firmankan, semakin anda memahami “rahasia rahasia” kehidupan ini yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang. Alkitab berkata, “Persahabatan dengan Allah disediakan bagi orang orang yang menghormati Dia. Hanya kepada mereka Ia memberitahukan rahasia rahasia janji janji-Nya.” Dalam Bab berikutnya kita akan melihat empat rahasia lagi tentang mengembangkan persahabatan dengan Allah, tetapi jangan menanti sampai besok. Mulailah sekarang dengan melakukan percakapan yang terus menerus dengan Allah dan meditasi yang terus menerus mengenai FirmanNya. Doa membuat anda berbicara kepada Allah; meditasi membiarkan Allah berbicara kepada anda. Keduanya penting untuk menjadi sahabat Allah.

Pokok untuk direnungkan : Allah ingin menjadi sahabat saya yang baik.

Pertanyaan untuk dipikirkan : Apa yang dapat saya lakukan untuk mengingatkan diri saya agar berpikir tentang Allah dan berbicara kepada-Nya lebih sering sepanjang hari.?

( Ditulis kembali dari buku Purpose Driven Life hari ke 11)

 

Jika saudara diberkati dengan artikel di atas, silahkan klik pilihan di bawah ini :

  1. [maxbutton id=”4″ ]
  2. [maxbutton id=”5″ ]
  3. [maxbutton id=”6″ ]

Atau tuliskan komentar saudara melalui kolom berikut ini:

Facebook Comments

Leave a Response