Keluarga

BAGAIMANA JIKA TIDAK SEMBUH?

508views

Mallory Kimball tidak dapat mengingat banyak tentang hari saat dia berlari di depan sebuah mobil.

Saat itu Mallory dan Kristyn temannya yang sama-sama mahasiswi di Universitas New Hampshire sedang berjalan di sepanjang jalan utama.  Mendadak Mallory berhenti dan menunduk ke tanah.  Mallory tidak dapat mengingat dia ada dimana, dan tiba-tiba dia berlari ke jalan raya.

Kristyn segera menarik lengan jas hujannya dan membawa Mallory kembali ke trotoar, tepat sebelum sebuah mobil melaju di jalan dimana Mallory sebelumnya berada.

Mallory sering mengalami hilang kesadaran akibat reaksi berlebihan karna adanya serangan di otaknya.  Serangan-serangan mendadak seperti ini menimbulkan rasa takut dalam diri Mallory.  Dia menyadari bahwa hal tersebut dapat membahayakan dirinya dan orang lain.

Selama 24 jam berikutnya Mallory terus menerus memohon kepada Tuhan agar memberikan jalan keluar.  Namun pada akhirnya Mallory membuat keputusan yang sangat berat, yaitu meninggalkan bangku kuliah dan mengubur mimpinya untuk menjadi seorang perawat.

Dua minggu kemudian Dokter mengatakan pada Mallory bahwa otaknya tidak dapat berfungsi normal lagi.  Ia terkena penyakit Lyme dan 5 macam parasit telah menggerogoti tubuhnya.  Setelah sekian tahun mengalami serangan kehilangan ingatan, serta kelemahan fisik dan mental, pada akhirnya Mallory mendapatkan jawaban tentang penyakitnya.  Di saat yang sama ia juga diperhadapkan dengan kenyataan bahwa kemungkinan besar ia tidak akan pernah sembuh.

Bagaiman reaksi Saudara bila diperhadapkan dengan penderitaan yang tampaknya tidak ada jalan keluar?  Dapatkah harapan Saudara bertambah besar saat tidak terjadi perubahan ataupun perbaikan dalam kondisi Saudara ?

Kisah Mallory menceritakan tentang penderitaan fisik yang tidak berakhir.  Jadi bagaimana dapat menumbuhkan harapan yang tidak mengecewakan itu dalam dirinya?  Apakah mungkin?

Ia mengijinkan dirinya untuk merasakan.

Meskipun ada perkembangan baik, Mallory masih terus mengalami serangan-serangan yang melemahkan fisiknya dan juga hilang kesadaran yang dapat membahayakan. Ia tidak boleh mengemudikan kendaraan, dan hal ini membuatnya tidak dapat mandiri.  Ia harus berjuang dalam ketidak berdayaannya dan merasa terperangkap didalamnya.

“Sulit melihat teman-teman saya dapat menjalani hidup mereka dengan bebas, meraih kesuksesan dan dapat menjalin pertemanan satu dengan lainnya,” kata Mallory.  “Hanya dapat melihat dari jauh dan tidak dapat terlibat di dalamnya merupakan sebuah cobaan yang paling berat dan hidup terasa semakin sunyi.”

Mallory juga harus berjuang karena kehilangan daya ingatnya.  “Meskipun saya tahu bahwa itu bukan  kesalahan saya, namun tetap memalukan apabila saya harus memperkenalkan diri tiga atau empat kali terlebih dahulu baru saya dapat mengingat seseorang.”

Setiap hari merupakan suatu perjuangan bagi Mallory untuk dapat bangkit dari tempat tidur dan memilih untuk tetap memiliki sukacita dalam dirinya.  Ada juga hari-hari dimana ia merasakan kesedihan yang sangat karena kondisinya.  Namun ia menceritakan kepada Tuhan tentang hal itu: “Tuhan, Engkau yang memberikan beban ini untuk kupikul, namun saat ini aku hanya merasa lelah untuk memikulnya.”  Ia berdoa, “Aku mengerti bahwa Engkau mau menggunakan beban ini untuk maksud yang baik, namun kapankah hal ini akan berakhir ?’

Ia menangis di hadapan Tuhan, mengatakan bahwa betapa hancur hatinya karna harus mengubur cita-citanya untuk menjadi seorang perawat.  Tangisannya mengekspresikan rasa bingung dan ketidakberdayaannya.  Tuhan sendiri yang memberikannya kedamaian dan harapan.

Ia menemukan pengharapannya dalam keselamatan kekal, bukan pada kesembuhan.

Meskipun Mallory sangat ingin untuk disembuhkan, ia tahu bahwa hal itu tidak akan pernah terjadi.  “Ini adalah bentuk penyerahan diri kepada Tuhan yang dilakukan secara terus menerus,” katanya.  “Artinya menyerahkan kendali hidup saya kepada Tuhan, namun itu juga berarti menyerahkan kepada Tuhan seluruh harapan dan mimpi-mimpi yang pernah saya miliki.”

Karena keadaannya, Mallory sangat merindukan masa depannya yaitu pengharapan akan hidup yang kekal.  “Siang dan malam saya hanya dapat membayangkan bagaimana rasanya bila kita memiliki tubuh yang sempurna,” katanya.

Ia mengijinkan Tuhan untuk memakai kisah hidupnya. 

Seringkali orang bertanya tentang keadaannya.  Hal ini menjadi kesempatan bagi Mallory untuk bersaksi tentang sukacita yang ia miliki di dalam Tuhan Yesus.

“Memang kondisi saya semakin memburuk,” katanya, “saya mengalami kerusakan otak, dan hal itu terasa berat setiap harinya.  Saya memiliki harapan dan mimpi-mimpi, akan tetapi saya merasa bahwa kondisi saya semakin memburuk.  Di saat yang sama, dapat saya katakan bahwa hal yang mendasari peperangan untuk mendapatkan sukacita dalam hidup saya setiap harinya adalah saya harus mengalami Tuhan.  Tidak ada ketakutan akan masa depan ataupun kematian dalam diri saya karena saya telah memiliki janji kepastian keselamatan di dalam Kristus.

Karena memiliki banyak waktu luang, Mallory mulai menjadi mentor bagi anak-anak SMA dan menyediakan lebih banyak waktu untuk adik-adiknya.  Melalui hal ini Tuhan mengingatkannya bahwa ia memiliki panggilan lain yang melebihi menjadi seorang perawat.  “Tuhan menunjukkan bahwa saya memiliki panggilan dalam bidang penginjilan yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan oleh saya.”

Mallory terus berkomunikasi dengan Tuhan, meskipun dalam kondisi frustasi, bingung, dan sedih.  Karena doa-doanya yang ia panjatkan dalam ketidakberdayaannya, Tuhan memberi ruang kepadanya untuk berbicara dengan lembut, mengingatkan Mallory bahwa Tuhan selalu ada bersamanya dan akan senantiasa menopangnya.  Ia punya harapan untuk dipulihkan di masa yang akan datang, meskipun itu berarti bahwa kesembuhannya akan ia peroleh saat ia telah berada di sorga.

Oleh: Rachel Ferchak (Translated by Santini)

https://www.cru.org/us/en/blog/life-and-relationships/hardships/what-if-healing-doesnt-happen.html

Jika saudara diberkati dengan Renungan di atas, silahkan klik pilihan di bawah ini :

Atau tuliskan komentar saudara melalui kolom berikut :

Facebook Comments

Leave a Response