GLOBAL DIGITAL STRATEGIES SUMMIT 2 – ADDIS ABABA, ETHIOPIA
GDS SUMMIT 2 adalah kelanjutan dari GDS SUMMIT 1 Buenos Aires. Tema sentral yang menjadi panduan keseluruhan acara adalah “New Wineskins” yang diilhami dari pengajaran Tuhan Yesus dalam Matius 9 : 9 – 19. Ada 50 peserta dari 32 negara baik Eropa, Afrika, Asia dan tentunya Amerika. Kali ini Indonesia diwakili oleh Despan Ede yang hadir mengikuti acara ini.
Mengapa New Wineskins ini dibutuhkan? Oleh karena kita sedang hidup dalam dunia yang sedang dan terus berubah dengan sangat cepat, yang disebut dengan VUCA World.
VUCA adalah singkatan dari Volatility/Volatilitas – Uncertainty/Ketidakpastian – Complexity/Kompleksitas – Ambiguity/Ambiguitas. Menghadapi VUCA World ini, kita membutuhkan New Wineskins atau kantong kulit yang baru untuk anggur yang baru. New Wineskins ini berbicara tentang strategi dan metode yang baru serta hati dan paradigma yang baru, sehingga kita dapat memimpin dalam dunia yang sangat kompleks yang penuh dengan volatilitas, ketidakpastian, kompleksitas, dan ambiguitas.
BENTUK KEGIATAN SELAMA GDS SUMMIT 2 :
- Penjelasan tentang New Wineskins yang dilakukan dengan cara pengajaran dan diskusi kelompok.
- Berkunjung ke Museum Nasional Ethiopia yang menyimpan berbagai fosil dan perkembangan manusia serta peralatan hidup (tools) yang dibutuhkan. Hal ini sejalan dengan tema dari GDS Summit ini yaitu New Wineskins dalam VUCA World.
- Seminar tentang bagaimana menerapkan New Wineskins ini dalam VUCA world yang berubah cepat dan penuh ketidakpastian.
- Diskusi dan kerja kelompok dalam mengidentifikasi Old Wineskins, lalu menerapkan Prinsip dan Nilai-Nilai New Wineskins dalam konteks Strategy Digital dalam dunia Digital di Era Digital ini.
- Kelas-kelas workshop tentang berbagai New Wineskins, seperti Social Media Ministry, Adobe Analytic, dan Hootsuite for Social Media Managing Tool.
- Sharing dan Perkembangan Pelayanan Digital Strategies dari berbagai Negara, berserta proyek-proyek yang sudah dan sedang dikerjakan untuk Digital Movement.
- Action poin yang akan dilakukan dalam 90 hari ke depan untuk setiap Negara.
- Dinner Out, dimana saya bisa bertemu seorang Pemuda Ethiopia yang bernama Cheguvera dan melayani dia, lalu membagikan Aplikasi JFP dan GodTools. (Fotonya terlampir)
BERIKUT INI BEBERAPA INTISARI DARI NEW WINESKINS DAN VUCA WORLD:
Salah satu kebajikan (sifat) terpenting yang diperlukan untuk memimpin dalam lingkungan VUCA World ini adalah kemampuan untuk bermitra, berbagi kekuasaan dan pengaruh. Sangatlah penting untuk memiliki hati yang damai dalam Kristus dan bertumbuh dalam karakter yang penuh keberanian untuk mengambil keputusan. Karakter ini tidak berkembang dengan cepat. Juga tidak dapat diwarisi, atau diperoleh dengan berbagai seminar kepemimpinan yang hebat. Jenis karakter ini ditempa melalui penderitaan, pembelajaran, pengalaman di tempat kerja yang dibungkus dengan pemujaan pribadi yang sangat intim dengan Tuhan Yesus. Saat kebajikan/sifat ini tumbuh seiring waktu, ia akan menghasilkan keberanian yang penuh dengan kerendahan hati yang memungkinkan kita untuk bertahan melalui cobaan yang semakin menuntut, dan peluang yang lebih luas untuk pelayanan.
Rasul Paulus, yang dapat dikatakan sebagai misionaris lintas budaya paling efektif yang pernah hidup, sering menulis tentang “rekan kerja.” Sebagaimana Paulus yang bekerja dengan keyakinan bahwa ia tidak mengetahui semuanya dan tidak dapat seorang diri menyelesaikan pekerjaan yang diberikan Tuhan kepadanya, maka kita pun perlu untuk mengikuti teladannya. Keyakinan alkitabiah dan karakter yang memungkinkan untuk dijalani ini adalah apa yang kita sebut CQ atau Collaborative Quotient.
Collaborative Quotient bukanlah sebuah keterampilan workshop, meskipun ada kompetensi teknis-manajerial yang harus dipelajari (keterampilan negosiasi dan mendengarkan secara aktif). Sebaliknya, CQ adalah ekspresi kepemimpinan yang didorong oleh kebajikan. CQ adalah sebuah kekuatan yang jujur dan rendah hati karena merangkul kenyataan bahwa tidak seorang pun — betapapun berbakatnya — dapat melakukannya atau berjalan sendiri.
Akan tetapi tidak jarang kita terjebak dan tidak ingin melepaskan Old Wineskins kita yang sudah lapuk. Old Wineskins bisa berupa: Tradisi dan Metode yang menghasilkan buah puluhan tahun yang lalu; Sebuah budaya pelayanan yang “penuh pengorbanan” dan bekerja keras serta terlihat sibuk sehingga secara perlahan-lahan merusak iman yang sederhana kepada Tuhan; Perencanaan Strategis yang tidak ada hubungannya dengan kebutuhan yang sesungguhnya dari orang yang dilayani; Berjuang terus-menerus untuk tujuan yang tidak realistis tanpa berhenti untuk mengevaluasi hasil secara jujur & sesuaikan saat Roh memimpin.
Doakan agar semua yang dipelajari selama di Addis Ababa dapat dipraktekkan di dalam pelayanan di Indonesia, Segala Puji hanya bagiNya. ( By Despan Ede )
Jika saudara diberkati dengan Renungan di atas, silahkan klik pilihan di bawah ini :
Atau tuliskan komentar saudara melalui kolom berikut :