Seberapa Jauhkah “Terlalu Jauh” Dalam Berpacaran
Saudara berpikir, “ini dia orangnya!”, dan mulai berbicara tentang pernikahan, dan sudah mulai merasa bahwa saudara saling berkomitmen selamanya. Jadi, wajar jika hubungan secara fisik mulai meningkat. Saudara makin saling mempercayai, jadi saudara mulai lebih mengeksplor hubungan secara fisik. Tetapi apakah saudara benar-benar memutuskan ‘seberapa jauh’ pergaulan saudara secara fisik sebelum pernikahan?
Ketika saudara mengasihi seseorang, membuat batasan menjadi sulit. Tetapi batasan yang saudara buat sejak awal akan menandai hubungan saudara.
Sampai saudara nanti menikah, penting untuk memahami bentuk intimasi seksual atau fisik yang ingin saudara ‘jaga’/simpan hanya untuk saudara dan orang yang akan saudara nikahi kelak.
Seksualitas yang sehat adalah lebih dari “jangan lihat, jangan sentuh,’ atau tunggu sampai menikah maka semua boleh dilakukan.”
Kesalahan umum ketika berpikir membuat batasan adalah “Seberapa jauh saya dapat melakukannya?” Hal yang baik adalah berpikir praktis,”Seberapa jauh saya ingin dekat kepada Tuhan?”
Hubungan berpacaran yang berkenan kepada Tuhan akan membawa ke dua pihak makin dekat kepada-Nya. Jika saudara ingin Allah ada di antara saudara dan pacar saudara, itu mungkin menjadi ‘nilai’ atau nurani yang membawa saudara. Saudara perlu peka dan mendengarkan.
Mengapa Allah begitu peduli dengan batasan yang kita buat saat berpacaran?
Allah menggambarkan dirinya sebagai seorang bapa. Seorang ayah yang baik akan melindungi dan memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Ia akan fokus pada mempersiapkan kita dalam sebuah hubungan yang akan kita miliki kelak.
Jadi, Allah mempersiapkan saudara dalam hubungan dengan hubungan saudara yang akan datang? Apa yang harus Ia lakukan untuk melindungi saudara?
- Allah ingin melindungi kehidupan seks saudara untuk masa yang akan datang.
Jika Allah ingin saudara menikah pada saat yang akan datang, atau jika saudara sudah menikah, ia ingin agar orang yang akan bersama dengan saudara mengasihi dan menghargai saudara seperti Ia mengasihi saudara. Bagaimana saudara memilih menggunakan tubuh saudara membuat perbedaan terhadap hal itu.
Salah satu pengalaman menyakitkan yang saya alami adalah menyampaikan kepada suami saya tentang para pria lain yang sudah melihat tubuh saya sebelum kami menikah, dan mendengar sejarahnya mengenai pornografi.
Hal itu seperti membuat orang-orang yang ada dalam memori kami ada di sana bersama dengan kami di tempat tidur. Ketika saudara mengalami konflik dalam hubungan saudara, dan saudara akan mengalaminya, ingatan akan hal itu dapat menjadi tempat yang saudara pilih untuk menyembunyikan diri dari pasangan. Saudara berimajinasi tentang orang-orang di masa lalu yang menerima saudara tidak seperti cara suami menerima saudara. Tetapi kebenarannya adalah mereka tidak pernah memiliki komitmen seperti orang yang anda nikahi.
Suami saya dan saya membawa beban berat dalam hal membandingkan diri kami dengan orang-orang lain dari masa lalu kami, sehingga dibutuhkan konseling intensif agar kehidupan seksual kami dipulihkan.
- Allah ingin hubungan saudara dibangun atas dasar saling percaya.
Jika hubungan berpacaran saudara membawa kepada pernikahan, saudara tentu berharap agar pernikahan saudara bebas dari rasa takut dan tidak aman. Jika saudara berdua dapat mengontrol keinginan seksual ketika berpacaran, saudara akan lebih percaya diri dalam hal menolak godaan ketika saudara menikah. Hal itu termasuk, ‘bermain mata’ dengan orang lain, pornografi atau bahkan bersikap tidak setia.
Godaan tidak langsung hilang saat saudara menikah
Kehidupan seksual saudara pada masa mendatang mungkin akan lebih kompleks jika saudara tidak melatih tubuh saudara untuk memberikan respons kepada orang atau situasi lain yang tidak sehat.
Itu lebih daripada saudara ingin menjadi seorang istri yang seperti apa. Saudara ingin menjadi orang dewasa seperti apa?
Seksualitas saudara adalah bagian terbesar dari diri anda, jadi jika saudara dapat menangani bagian ini dengan baik, saudara akan lebih serius tentang bidang lain dalam kehidupan saudara.
- Mengapa menginginkan dan melakukan keintiman palsu, sementara Allah ingin saudara mengenal hal yang sesungguhnya.
Ketika SMA, saya memulai hubungan pribadi dengan Kristus. kemudian saya mulai’dekat’ dengan seorang cowok. Kami melakukan hubungan seks, dan selama hubungan selanjutnya saya perlahan membangun ‘tembok’ antara Allah dan saya. Saya ingin Allah tidak melihat bagian itu dalam hidup saya. Jadi saya berpikir bahwa saya dapat bersembunyi dari-Nya. Akhirnya saya tidak dapat merasakan kehadiran Allah dalam hidup saya lagi karena saya mengucilkannya.
Saya mengorbankan keintiman saya dengan Allah, dan merusak kemampuan saya untuk bergaul secara sehat dengan orang lain, karena saya berpikir bahwa keintiman seksual akan memberikan kepuasan. Ternyata saya salah.
Saya harus memilih antara seks dengan cowok ini atau hubungan saya dengan Tuhan.
Batasan yang saudara buat mengkomunikasikan bagaimana saudara menghargai Allah
Secara umum, tempat yang bijaksana untuk membuat batasan adalah ketika tanda-tanda kekaguman berubah menjadi gairah.
Tanda-tanda kekaguman dapat berupa kekaguman secara emosional, secara rohani, bukan saja secara fisik.
Kepribadian kita yang unik, sejarah hubungan kita dengan orang lain dan secara seksual mempengaruhi batasan yang kita butuhkan agar tetap sehat.
Batasan yang dibuat pacar saudara mungkin berbeda dengan saudara. Berhati-hatilah karena saudara dapat membengkokkan batasan saudara seperti keinginannya.
Cara praktis yang terbaik adalah bergaul/berpacaran dengan seseorang yang memiliki batasan lebih konservatif sehingga saudara tidak akan merasa ‘tidak menghormati’ Tuhan.
Batasan ada untuk mendemonstrasikan bahwa saudara menghormati Allah, peduli dengan diri sendiri dan orang lain. Mereka ada di sana agar saudara dapat mengekspresikan nilai-nilai saudara, bukan hanya membatasi dorongan seksual saudara.
Jika saudara sudah memiliki pacar, pikirkan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini kemudian diskusikan dengan pacar saudara:
- Kapan tanda-tanda kekaguman berubah menjadi gairah seksual?
- Ketika saudara berdua berada di tempat sepi?
- Ketika saudara berdua sedang duduk sangat dekat?
- Ketika saudara berdua sedang bermesraaan?
- Ketika saudara sedang mensharingkan harapan dan impian saudara?
- Ketika saudara sedang berdoa bersama?
Di mana pun titiknya, mundurlah dua langkah ke belakang, dan buatlah batasan saudara di sana. Jangan melampaui batasan saudara.
- Situasi seperti apa yang dapat mencobai saudara untuk melewati batasan saudara?
Saya kenal pasangan yang memutuskan bahwa mereka tidak dapat memasak bersama-sama – terlalu panas di dapur, baik secara literal maupun kiasan. Bagi saudara, mungkin ada situasi lain yang saudara tahu memiliki resiko tinggi.
Belajarlah untuk mengenali pemicu saudara. Pemicu tersebut dapat mengatakan kepada saudara apakah saudara sedang mendekati atau melewati garis batas saudara.
- Percakapan seperti apa yang dapat menunggu?
Membagikan rahasia terdalam saudara atau harapan dan impian dapat membawa saudara untuk ingin mengekspresikan kedekatan itu secara fisik.
Berhati-hati berbicara kepada pacar saudara tentang:
- Rahasia yang saudara hanya sampaikan kepada sedikit orang. Ia perlu membuktikan bahwa ia dapat dipercaya sebelum saudara mempercayakan diri saudara kepadanya.
- Pernikahan sebagai hipotesis. Memulai percakapan terlalu cepat dalam sebuah hubungan seperti ini dapat memberikan komitmen yang menyesatkan.
Jika saudara melihat berpacaran sebagai sebuah langkah untuk memasuki pernikahan, adalah baik untuk mengklarifikasi di awal, seandainya ia tidak melihatnya seperti itu. Diskusikan tentang hal-hal yang rinci bagaimana pernikahan, dapat menunggu sampai saudara setuju itu adalah arah yang saudara berdua sedang tuju.
Jika saudara belum 18 tahun dan secara keuangan belum mandiri, saudara tidak perlu berbicara tentang pernikahan dengan pacar saudara, betul kan?
Setelah ini apa?
- Daftarkan hal-hal yang dapat menjadi pemicu gairah bagi saudara.
- Jika saudara memiliki pacar, minta ia untuk melakukan hal yang sama.
- Diskusikan daftar saudara tentang beberapa batasan dalam hubungan saudara. Ingatlah, bahwa percakapan seperti ini pun dapat menjadi suatu percakapan yang menggairahkan.
By. LeeAnn Herring
Diambil dari: https://www.cru.org/us/en/train-and-grow/life-and-relationships/women/desire/8-how-far-is-too-far-when-youre-dating.html
Translated by RS
Jika saudara diberkati dengan Renungan di atas, silahkan klik pilihan di bawah ini :
Atau tuliskan komentar saudara melalui kolom berikut :