MEMBUKA MISTERI YANG BERKAITAN DENGAN DOA…
“Mengapa saya harus berdoa?”
“Jika Allah Maha tahu dan Maha kuasa, bukankah doa seperti suatu sikap yang lancang/gegabah?”
Pertanyaan-pertanyaan yang sulit tentang doa. Hal ini ditanyakan oleh orang-orang yang melayani. Seorang yang memiliki pelayanan yang berhasil, mencintai apa yang ia lakukan, tetapi kembali terantuk pada pertanyaan yang sama tentang doa. Ia membutuhkan jawaban – yang jujur, mengena dan berdasarkan Firman Tuhan yang dapat menolongnya mengerti tentang doa.
PERTANYAAN #1
“Jika Allah berdaulat dan akan melakukan apa yang Ia inginkan, mengapa saya bertindak gegabah dengan berdoa? Jika apa yang Allah putuskan selalu benar, mengapa saya harus mencoba mempengaruhi keputusan-keputusan-Nya?”
BENAR: Bahwa Allah maha bijaksana dan maha kuasa. Sebagai akibatnya, keputusan yang Ia buat selalu benar. Benar, bahwa Allah memiliki rencana bagi dunia, dan Ia tahu secara tepat bagaimana Ia akan melaksanakan rencana-Nya tersebut. Sulit untuk memahami bagaimana Allah bekerja berdasarkan kedaulatan-Nya bagi kehidupan manusia. Tetapi ada 3 alasan mengapa kita harus berdoa.
Pertama, doa bukan sekedar latihan yang dibuat hanya untuk meminta/mengambil sesuatu dari Allah atau membuat Allah melakukan apa yang kita kehendaki.
Doa, sesungguhnya adalah berbicara kepada Allah, sebagai sarana untuk membangun persekutuan yang akrab dan intim dengan-Nya. Sungguh luar biasa, bahwa sebenarnya itulah yang Allah inginkan dari kita (lihat Yohanes 17: 20-23). Yakobus 4:8 berkata: “Mendekatlah kepada Allah maka Ia akan mendekat kepadamu.”
Yesus mendorong bahkan memerintahkan kita untuk berdoa dan meminta. Matius 7:7 berkata,” “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” Yohanes 14:13 berkata,” Dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak.”
Kedua, Firman Tuhan mengindikasikan bahwa doa adalah sarana Allah yang utama untuk melakukan dan menyelesaikan kehendak-Nya (Yohanes 15:16). Ia telah memilih agar Ia hidup di dalam dan melalui kita dan menghasilkan buah seperti yang Ia inginkan melalui doa. Ia telah memilih untuk bertindak sebagai respons atas doa. Doa menjadi saluran untuk melepaskan kuasa Allah.
Ketiga, doa memberikan fungsi yang khusus yang sedikit sekali kita pikirkan saat ini. Paul Bilheimer mencatat dlam bukunya “Destined for the Throne” yang mengatakan bahwa doa adalah proses latihan agar kelak kita memerintah bersama-Nya suatu hari kelak di sorga.
Wahyu 20:6 berkata, kita adalah imam-imam yang akan memerintah bersama Kristus selama seribu tahun. Para imam tidak memerintah dalam Perjanjian Lama. Yang memerintah adalah Raja. Para imam berkomunikasi dengan Allah. Doa mengajar kita- ketika kita hidup saat ini- bagaimana berinteraksi dengan Allah. Demikianlah, Allah akan memakai kita memeirntah bersama-Nya dalam kerajaan-Nya kelak.
Pertanyaan #2
Beberapa orang percaya bahwa doa yang dijawab berjalan seperti ini: Kita berdoa, kemudian Allah bertindak. Orang lain percaya bahwa Allah memutuskan apa yang Ia ingin lakukan, kemudian Ia mendorong kita untuk berdoa, dan kemudian kita berdoa, dan Allah bertindak. Mana yang benar?
Jawaban yang kedua, lebih benar. Kita perlu mengingat bahwa sejak awal Allah telah meletakkan dasar dunia, apa yang Ia akan lakukan. Dengan kemurahan-Nya, Ia meletakkan sebagian dari rencana-Nya dalam hati kita dan hati para intercessor lainnya, yang mendorong kita untuk berdoa. kemudian Ia bekerja melalui doa-doa kita. Ia bertindak karena kita berdoa.
Mari kita membuatnya menjadi sesuatu yang praktis. Misalnya saudara sedang berdoa. saudara telah menyerahkan kehendak Saudara kepada Allah dan menikmati kehadiran-Nya. Saat saudara berbicara kepada-Nya, jika saudara terbeban berdoa untuk suatu hal, saudara dapat menganggap bahwa ini adalah dorongan dari Roh Kudus (lihat Yohanes 15:7)
Pertanyaan #3
“Mengapa kita harus menyembah Allah? Apakah untuk memuji dan menghitung atribut-Nya? Bukankah Ia tentu tahu betapa besar diri-Nya tanpa saya harus mengatakan kepada-Nya?”
Kata ‘Worship” berasal dari kata Bahasa Saxon kuno yang berarti “worth ship”. Ini menunjuk pada tindakan dan sikap yang mengindikasikan nilai dari suatu benda.
Karena itu, penyembahan kepada Allah bukan sekedar upacara atau ritual; itu merupakan cara untuk mengekspresikan penghormatan kita akan “keberhargaan dan nilai” dari Allah.
Sebenarnya kita menyembah Allah bukan karena Ia membutuhkan, tetapi karena kita memerlukannya. Menegaskan dan merenungkan atribut Allah dan memui Dia meningkatkan pemahaman kita terhadap diri-Nya dan memberikan dasar yang dibutuhkan bagi iman kita. Semua elemen ini merupakan komponen yang perlu dalam penyembahan.
Mengapa? Karena kita tidak dapat mempercayai seseorang atau sesuatu – termasuk Allah – jika tidak mengetahui apa pun tentangnya. Saudara tidak akan mau duduk di sebuah kursi jika tidak yakin kursi dapat menahan berat badan saudara. Dan saudara dapat mempercayai Allah hanya jika saudara sampai pada tahap bahwa Ia dapat dipercayai. Penyembahan memainkan peranan yang sangat penting dalam rasa percaya seperti ini.
Pertanyaan #4
Apa artinya berdoa di dalam Roh? (Efesus 6:18 dan 1 Korintus 14:15 menggunakan frase ini) apakah kita diminta untuk berdoa dalam roh kita sendiri, dalam Roh Kudus atau keduanya?”
Alkitab memerintahkan kita untuk berdoa baik dengan roh kita sebagai manusia maupun dengan Roh Kudus. Mari kita melihat arti kata “roh”.
Roh manusia kita adalah sarana yang kita pakai untuk berkomunikasi dengan Allah dan dunia-Nya. Seperti tubuh jasmani kita adalah sarana kita melakukan kontak dengan dunia fisik. Jadi kita dapat mendefinisikan “berdoa dalam Roh” sebagai doa yang penuh penyembahan dan tulus di mana saudara berkomunikasi dengan Allah dan sungguh-sungguh berfokus kepada-Nya.
Sangat mungkin berdoa dengan pikiran kita bukan dengan roh kita. Banyak kali doa makan kita, misalnya, hanya dikatakan karena kebiasaan dan hafalan – kita tidak berterima kasih kepada Allah, kita hanya melakukan tugas kita. Dan betapa sering pikiran kita melayang kepada hal yang lain selama kita berdoa? Saudara melakukan sebuah kebiasaan, tetapi saudara tidak sungguh berbicara kepada Allah.
Bagaimana pun, kita perlu berdoa lebih dari sekedar berdoa dengan roh kita sendiri. kita perlu Roh Kudus untuk berdoa dengan kita. Roh Kudus, Roh Allah, berinteraksi dengan kita dalam ketidakberdayaan kita dan menolong kita berdoa seperti yang seharusnya. Perhatikan Roma 8:26,” Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.”
Pertanyaan #5
“ Bagaimana saya dapat menemukan keseimbangan antara bedoa dengan iman dan menyerahkan sesuatu secara terbuka kepada kehendak Allah? Misalnya, saya dapat berdoa dengan sungguh-sungguh bahwa sesuatu akan terjadi. Saya dapat yakin dan penuh iman saat saya berdoa… saya ingin berdoa dengan iman tanpa meragukan, tetapi pada saat yang sama, saya ingin berkata kepada Allah,”Engkau tahu yang terbaik. Dan jika doa ini bukanlah yang terbaik bagi saya Engkau tidak perlu memperdulikan doa yang sebelumnya saya naikkan dengan hati yang hancur.”
Saudara sudah memberikan saran sebagai jawaban pada pertanyaan pertama. Kuncinya adalah “berdoa kepada Allah dengan iman”. Menggabungkan antara iman yang benar kepada Allah dengan doa dapat memberikan keseimbangan dalam doa seperti yang saudara minta.
Perhatikan bahwa kami mengatakan “iman kepada Allah”. Saudara tidak dipanggil untuk beriman kepada iman, seolah-olah percaya cukup lama dan cukup keras dapat menghasilkan sesuatu yang anda harapkan. Iman saudara harus berdasarkan pada Allah sendiri.
Dan apa yang harus kita percayai tentang diri-Nya?
- Percaya bahwa Ia ada. Ia mahakuasa, mahatahu dan mahahadir di mana pun pada saat yang sama. itu berarti Ia mendengarkan semua permohonan, baik yang terucapkan mau pun tidak terucapkan.
- Percaya bahwa Ia tahu apa yang saudara butuhkan. Roma 8:26 berkata, Roh menolong kita dalam doa-doa kita. ….”Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.”
- Percaya bahwa Ia memberi upah kepada mereka yang dengan sungguh-sungguh mencari Dia (Ibrani 11:6).
Tetapi Roma 8:27 dan Wahyu 2:23 mengatakan lebih lagi: Yesus melihat hati kita dan mengkomunikasikan kebutuhan kita kepada Bapa. Ke 2 ayat tersebut dikombinasikan memberikan gambaran yang amat berharga tentang fungsi Tritunggal di mana kita mendapat kehormatan untuk berpartisipasi. Yesus menyelidiki hati para intercessor dan mengambil keluhan-keluhan dari Roh Kudus. Kemudian Yesus memberikan hasil dari temuannya kepada Bapa. Yesus menguatkan, menyempurnakan dan menunjukkan doa kita sesuai dengan kehendak Allah. Ketika saudara berdoa dalam roh dengan sungguh-sungguh maka Bapa, Anak dan Roh Kudus akan memprakarsai, mengartikan, menjelaskan dan menerjemahkan doa-doa saudara menjadi tindakan yang akan menghasilkan kehendak Allah di dunia (Matius 6:10)
- Percaya bahwa bagaimana pun kehendak Allah yang terbaik. Kita mungkin dapat meminta Allah agar kita dapat menikah dengan seseorang dan kita tidak yakin bahwa orang itu adalah pilihan Allah. Segala doa kita harus dinaikkan kepada Allah dengan penyerahan yang penuh, menanti keputusan-Nya. Doa permohonan dapat diulang berkali-kali jika saudara merasa bahwa itu adalah tuntunan Allah. Tetapi hal yang utama, adalah kita harus menaikkannya dengan kerendahan hati. Doa-doa saudara tidak boleh disampaikan dan memutarbalikan jawaban dari Allah, tetapi sebagai kerinduan akan jawaban doa seperti yang Allan kehendaki.
(Ann manley Work)
Translated from Worldwide Challenge, by Reva Fe3bruari 2018
Jika saudara diberkati dengan Renungan di atas, silahkan klik pilihan di bawah ini :
Atau tuliskan komentar saudara melalui kolom berikut :