KeluargaKomunitas

4 HAL YANG PERLU SAUDARA INGAT – KETIKA SEDANG PUTUS ASA

146views

4 HAL YANG PERLU SAUDARA INGAT – KETIKA  SEDANG PUTUS ASA

Apakah Saudara merasa putus asa ketika sedang mengalami pergumulan? Apakah Saudara menyalahkan diri sendiri dan ingin menyerah?

Saya pernah mengalami saat- saat ketika berjuang dengan rasa cemas dan rasa bersalah karena tidak menjalani kehidupan Kristen seperti yang seharusnya. Kemudian Allah menunjukkan pada saya, bahwa saya sedang memandang diri sendiri dan kekurangan saya dengan cara yang salah.

Berikut adalah empat alasan mengapa kita perlu menerima ‘kegagalan’ kita:

  1. Yesus tidak membutuhkan “orang baik”.

Yesus berkata,”Aku datang bukan untuk orang benar, tetapi untuk orang berdosa.” Tidak ada di antara kita yang secara alami adalah orang yang baik atau benar (Markus 2:17; 10:18). Yesus menegur orang Farisi sebagai orang yang munafik yang melihat diri mereka sebagai orang yang tidak berdosa, dan melihat orang lain sebagai orang berdosa, orang yang tidak berguna. Mereka menolak karunia dan mujizat Allah karena merasa tidak membutuhkan. Tetapi orang yang terbuang dan miskin yang merendahkan diri dan mau menerima anugerah Allah. Yesus bahkan berkata:

“Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.

 (Dan barangsiapa jatuh ke atas batu itu, ia akan hancur dan barangsiapa ditimpa batu itu, ia akan remuk.)” (Matius 21:43-44) 

  1. Mengakui kelemahan kita adalah prasyarat untuk benar-benar menerima kuasa karya-Nya.

Sebagai manusia kita tidak sempurna, tetapi ketika kita mulai berpikir bahwa kita dapat menangani berbagai hal dengan kemampuan sendiri, kita mulai  jatuh. Kita mulai kehilangan rasa damai, kehilangan arah dan merasa seperti kita perlu berusaha untuk mendapatkan keselamatan. Ketika kita mulai merasa seperti ini, itu adalah tanda bahwa kita mungkin berjuang dengan kekuatan sendiri dan tidak berserah pada kuasa dan janji-janji-Nya.

Yesus berkata,”Kuk yang ku pasang enak dan beban-Ku pun ringan.”

          Jika hidup terasa keras dan berat akhir-akhir ini, maka kemungkinan besar saudara sedang mencoba membawa beban seorang diri. Biarkan Ia membawa beban saudara.

Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?

“Sia-siakah semua yang telah kamu alami sebanyak itu? Masakan sia-sia!

Jadi bagaimana sekarang, apakah Ia yang menganugerahkan Roh kepada kamu dengan berlimpah-limpah dan yang melakukan mujizat di antara kamu, berbuat demikian karena kamu melakukan hukum Taurat atau karena kamu percaya kepada pemberitaan Injil?” (Galatia 3:3-5)

  1. Membuat kita tetap rendah hati.

Bayangkan apa yang terjadi jika kita langsung menjadi manusia sempurna begitu kita menerima Kristus. Kita akan segera mengalihkan perhatian kita dari Tuhan dan mulai meninggikan diri sendiri dan menyombongkan kebaikan diri sendiri.

Ini sebenarnya skenario yang sangat akrab. Hal itu terjadi ketika Lucifer jatuh dari surga. Itu yang terjadi ketika manusia jatuh. Itulah alasan mengapa manusia melakukan kejahatan di dunia setiap hari. Kesombongan.

Kita perlu mengingat kekurangan kita sehingga kita tidak mulai menghakimi orang lain, menjadi seperti orang-orang Farisi yang munafik. Kita perlu mengingat bahwa tanpa Dia dan tanpa Roh Kudus yang membimbing, kita masih tetap sama dengan orang yang benar-benar rusak sebelumnya. Paulus bahkan menggunakan masalahnya sebagai pengingat yang sederhana:

“Sebab sekiranya aku hendak bermegah juga, aku bukan orang bodoh lagi, karena aku mengatakan kebenaran. Tetapi aku menahan diriku, supaya jangan ada orang yang menghitungkan kepadaku lebih dari pada yang mereka lihat padaku atau yang mereka dengar dari padaku.

Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri.” (2 Kor. 12:6-7)

  1. Mengingatkan bahwa kita membutuhkan Juru Selamat 

Berdamai dengan  kegagalan/kehancuran tidak berarti kita menerima kekalahan atau membiarkan kebiasaan buruk kita. Itu berarti mengingat apa yang telah Allah lakukan dan sedang lakukan kepada kita setiap hari. Hal itu berarti, mengetahui bahwa jika kita berjalan tanpa Allah setiap hari, kita akan segera menjadi budak dosa.

Hanya dengan kuasa Yesus dan ketergantungan kita kepada-Nya yang membuat kita bebas dan diampuni – bukan usaha kita, itu sebabnya kita membutuhkan Juru Selamat. Paulus menjelaskan:

“Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karuniaKu bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasaKu menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.

Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran,  di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.” (2 Kor. 12:9-10)

Diterjemahkan dari: https://www.cru.org/us/en/blog/life-and-relationships/hardships/4-things-to-remember-when-youre-discouraged.html  (by RS)

Jika saudara diberkati dengan Renungan di atas, silahkan klik pilihan di bawah ini :

Atau tuliskan komentar saudara melalui kolom berikut :

Facebook Comments

Leave a Response